Dua Amalan Penting Sebelum Tidur, yang Ringan Tetapi Berat

Oleh: M. Yusuf Amin Nugroho

Tidur merupakan suatu pekerjaan yang sering dianggap remeh oleh kebanyakan orang. padahal hikmah dari tidur luar biasa besarnya. rasa penat bekerja seharian akan lenyap setelah kita bawa tidur. bahkan jika beruntung ide, gagasan, inspirasi atau pun obsesi bisa jadi turun di saat kita terlelap. oleh karena itu sayang rasanya jika kita menyelepekan aktifitas bernama TIDUR.

Pada kesempatan ini saya tidak ingin membahas perihal bagaimana cara mendapatkan mimpi yang baik. tidak pula ingin menulis tentang berapa jam sebaiknya kita tidur dalam sehari. Bagi saya tidur bukanlah masalah kuantitas melainkan kualitas. dan kualitas sebuah tidur tentu sangat tergantung apa yang kita kerjakan sebelumnya.

Oke, sekarang bolehkah saya bertanya, apa yang Anda lakukan sebelum tidur? tentu jawabannya beragam,ada yang membaca buku, menulis di blog yang sekaligus adalah buku harian, memohon agar Tuhan mematikan kita sementara, membaca shalawat, ayat Qursyi, mencium istri dan banyak lagi. Deretan amalan di atas semuanya baik, sangat baik, dan karenanya kita setia mengamalkannya bukan?

tapi ada beberapa amalan ringan, tetapi manfaatnya sangat besar, meskipun jarang orang melakukan. entah karena memang tidak tahu, lupa , atau menyengaja meninggalkannya. Amalan tersebut, yaitu; Pertama, memaafkan semua kesalahan orang lain; kedua, sujud syukur.

Memaafkan orang lain, apa keutamaannya? Betapa remeh memaafkan, tapi tidak semua orang mampu. Karena itu saya sebut itu amalan yang ringat tetapi berat dalam kurung bagi sebagian orang.

Dari pagi sampai menjelang tidur kita bertemu dengan sepuluh, sebelas, seratus, atau bahkan seribu orang. Pasti timbul gesekan konflik antara kita dengan orang-orang yang kita temui, besar atau kecil, disadari ataupun tidak disadari. Barangkali ada orang telah melukai hati kita, yang artinya telah berbuat salah kepada kita (berdasarkan pikiran kita). Maka, pada saat itulah kita memendam ketidaksenangan dengan orang lain, pada saat itulah kita menanam benih-benih kebencian, dendam, yang jika ini dibiarkan lama-lama akan muncul api permusuhan kita dengan sesama. Ini sangat membahayakan dan tidak boleh kita dibiarkan. Waktu-waktu kita akan habis hanya digunakan untuk mendendam, memikirkan kesalahan orang lain, aduh, jangan sampai ya… Ujung-ujungnya kita akan sulit tidur. ujung-ujungnya kita beroleh mimpi buruk. Maka memaafkan kesalahan orang lain menjadi sangat penting demi kenyamanan hati kita sendiri.

Selain itu, ada satu keutamaan memaafkan yang jarang diketahui orang. Ada sebuah riwayat:

Suatu ketika Rasulullah menyebut-nyebut nama salah seorang shahabat yang masuk dalam golongan Ahli Surga. Semua Shahabat yang mendengar nama itu disebut terheran-heran. Apa kelebihan Shahabat tadi sehingga disebut oleh Rasulullah sebagai Ahli Surga? Amal ibadahnya biasa saja, standar umat Islam pada masa itu. Setelah ditelisik, ternyata Shahabat tadi memiliki satu amalan yang tidak dilakukan oleh shahabat Nabi yang lain, yakni “Memaafkan semua kesalahan orang lain sebelum tidur.” Untuk hadis detailnya, sahabat bisa cari di google.

Lalu Sujud Syukur? Apa pentingnya. Perihal hikmah bersyukur tentu kita telah sangat paham. Bahwa syukur adalah lawan kata dari kufur. Orang yang tidak mau bersyukur berarti ia tidak mengakui bahwa nikmat itu datangnya dari Allah, bukan dari penerbit buku atau pemerintah. Orang yang bersyukur akan ditambah nikmatnya, dan sebaliknya yang kufur akan dikurangi nikmatnya. Satu nikmat yang sangat jelas diberikan kepada orang yang bersyukur adalah KEBAHAGIAAN, dada yang lapang, dan optimisme bahwa Allah akan memberikan yang terbaik. Dan sujud syukur?

Hemm, Memang wujud dari syukur bukan semata-mata dengan hati, lisan, atau pun gerakan dan doa sujud syukur. tetapi lebih dari itu, yaitu dengan menggunakan nikmat untuk amal kebaikan. Misal kita diberi mana, maka cara mensyukurinya adalah dengan menggunakan mata itu untuk membaca, dan melihat yang baik-baik, dan seterusnya, dan seterusnya. Tetapi bukan berarti sujud syukur atau mengucap hamdalah itu tidak penting.

Hei, kita tidak sedang menang lomba, mendapat hadiah yang tidak diduga, lulus ujian, kok sujud syukur segala…

Merutinkan sujud syukur adalah salah satu upaya agar kita menghayati semua nikmat yang diberikan Tuhan kepada kita. Sujud syukur juga merupakan permohonan kita agar Tuhan mengajari untuk terus mensyukuri apa-apa yang telah diberikanNya. ya apa pun, disukai atau tidak kita sukai. Maka ada salah satu doa sujud syukur yang dianjurkan adalah membaca salah satu ayat di surat An-Naml, yang merupakan doa Nabi Sulaiman berikut:

“Rabbi auzi’ni an asykura ni’matakallati an’amta ‘alayya…,,ila akhirhi…”

artinya:
“Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk mensyukuri nikmatmu yang telah engkau anugrahkan kepadaku… dan seterusnya“

Untuk mengetahui lebih detail mengenai tata cara sujud syukur lihat di sini.
Memohon langsung kepada Tuhan agar Ia memberikan Ilham untuk bersyukur dengan cara langsung mempraktekkan amalan syukur itu. Luar biasa. Insya Allah, permohonan kita akan lebih didengar.

Alangkah baiknya jika kita melakukan sujud syukur itu setelah shalat witir. Hemm, shalat wajib aja tidak, shalat witir. shalat sunnah aja tidak kok mau shalat witir yang notabenenya merupakan penutup shalat sunnah? bahkan ada yang aneh mengatakan begini: ramadhan tidak kok shalat witir?

Mau membiasakan shalat witir sekaligus merupakan dorongan kepada kita agar kita juga membiasakan shalat sunnah yang lain. Terakhir, saya pernah membaca di sebuah koran, bahwa ternyata Habiburrahman El-Syirazi selalu mengamalkan 3 kali sujud syukur setelah shalat witir. Tentu itu menjadi bagian dari rahasia kesuksesannya.

Memaafkan, dan sujud syukur, seolah sepele tapi berat juga. Ya memang begitu, sesuatu yang bernilai mulia memang selalu berat dikerjakan karena nafsu nafsi dan setan selalu berusaha menggagalkan. Tapi jika itu sudah dibiasakan segalanya akan terasa ringan.

Ah, barangkali itu dulu. Semoga dijadikan renungan kita bersama.

Salam

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »