Alkisah, ada sepasang sandal kesayangan milik raja yang terparkir di kolong ranjang. Sepasang sandal yang mirip suami istri itu cemas ketakutan karena tengah diintai oleh tikus setiap malam. Maklum, sandal itu terbuat dari kulit lembu, mungkin masih amis sehingga tikus suka sekali. Dengan penuh harap dan cemas, sepasang sandal itu berdoa, berharap Tuhan menjelmakannya menjadi tikus saja. Menjadi tikus, pikir mereka, pastilah lebih enak dibanding menjadi sandal yang terancam. Dan Tuhan mengabulkan!
Dalam sekerdipan mata, mereka berubah menjadi sepasang tikus. Mereka kemudian pergi keluar kamar, berlari-larian, merayakan kegembiraan. Tetapi malang, di luar kamar mereka bertemu seekor kucing. Nyawa mereka kembali terancam. Untungnya mereka bisa menghindar dari kejaran sang kucing.
Di tempat pesembunyiannya, mereka kembali memohon kepada Tuhan agar Tuhan sudi menjelmakannya menjadi kucing. Dengan begitu mereka akan merasa lebih aman dan bisa menjalani hidup dengan tentram. Begitulah, Tuhan kembali mengabulkan doa mereka yang diiringi tangisan. Tetapi apa yang mereka harapkan setelah menjadi kucing-hidup nyaman tanpa ancaman-tidak mereka dapatkan. Mereka kembali terancam, di kejar-kejar anjing. Untungnya mereka masih bisa menyelamatkan diri setelah memanjat pohon.
Di atas pohon itulah mereka kembali memohon untuk dijadikan sebagai anjing. Dan lagi-lagi Tuhan mengabulkan permohonan mereka sehingga mereka terbebas dari ancaman anjing yang menunggunya di bawah pohon.
Menjadi anjing ternyata tak seindah yang mereka bayangkan. Ke sana kemari mereka mencari makan, keluyuran dari rumah ke rumah penduduk. Tetapi yang didapat justru cibiran, bahkan nyaris mati karena dikejar-kejar manusia.
Di tengah kelaparan dan ancaman, mereka bertemu dengan orang tua misterius. Untuk ke sekian kalinya, mereka kembali bermunajat kepada Tuhan. Inilah yang mereka inginkan: "Tuhan, jadikan kami manusia saja!"
Dan, kuasa Tuhan tak ada yang bisa menahan. Jadilah mereka manusia. Satu perempuan dan satu laki-laki. Cantik dan tampan. Lalu muncullah keinginan mereka selanjutnya: menjadi Raja!
Mereka berdua kemudian berusaha memprovokasi masa, berniat memberontak Raja yang lama. Tapi sayang, kekuatan mereka tak sebanding, sehingga pemberontakan mereka berhasil ditaklukkan. Mereka berdoa lari ke hutan. Ketakutan. Pada saat-saat itulah, sebagaimana yang sudah-sudah, mereka kembali teringat Tuhan. Mereka kembali menyembah, meminta kepada yang Maha Berkehendak. "Tuhan, jadikan kami sepasang Tuhan." Kira-kira apakah keinginan mereka terkabul!
Mustahil! Justru sebaliknya, Tuhan mengembalikan mereka ke wujud mereka semula: sandal!
Sandal=>Tikus=> Kucing => Anjing => Manusia => Sandal
------------------------------------
Sekadar berbagi dengan sesuatu yang mendekam kuat diingatan. Cerita tersebut adalah ringkasan dari cerita rakyat yang berasal bumi Lombok: Lelampak Lendong Kao. Ada banyak hikmah yang bisa kita petik. Dan akan lebih menarik jika setiap cerita, dongeng, cerpen, atau apa, tak perlu diakhiri dengan kalimat penutup, semisal, cerita tersebut mengandung hikmah bla...bla...bla.... .
Biarlah pembaca berimajinasi dan memetik hikmahnya sendiri!
Salam