Banjir
Air menggenang sepanjang jalan
seperti kenangan
masuki rumah-rumah puisi
Tuban, 2012
Gatal
Kertas-kertas kelender basah
keringat dan air mata
Cahayamu redup, berkata:
“Berhentilah menggaruk segala gatal.”
Tuban, 2012
Pintu Waktu
Ketika pintu waktu tertutup
Matamu akan membuka
Dinding-dinding udara menjadi cermin
Cermin-cermin menjadi dirimu
Wonosobo, 2012
Desember-Januari
Dengan gaun hujan
Desember genit menari
Pelan-pelan rambutnya berguguran, bersiap mati
Demi Januari yang kelak menghidupkannya lagi
Wonosobo, 2012
Jalan Menujumu
Ada hantu
terjepit di pintu kamar kepalaku
ekornya membelit rindu
rumitkan jalan menujumu
Wonosobo, 2012
Puisi-puisi tersebut pernah dimuat di Kedaultan Rakyat, 27 Januari 2013
Air menggenang sepanjang jalan
seperti kenangan
masuki rumah-rumah puisi
Tuban, 2012
Gatal
Kertas-kertas kelender basah
keringat dan air mata
Cahayamu redup, berkata:
“Berhentilah menggaruk segala gatal.”
Tuban, 2012
Pintu Waktu
Ketika pintu waktu tertutup
Matamu akan membuka
Dinding-dinding udara menjadi cermin
Cermin-cermin menjadi dirimu
Wonosobo, 2012
Desember-Januari
Dengan gaun hujan
Desember genit menari
Pelan-pelan rambutnya berguguran, bersiap mati
Demi Januari yang kelak menghidupkannya lagi
Wonosobo, 2012
Jalan Menujumu
Ada hantu
terjepit di pintu kamar kepalaku
ekornya membelit rindu
rumitkan jalan menujumu
Wonosobo, 2012
Puisi-puisi tersebut pernah dimuat di Kedaultan Rakyat, 27 Januari 2013
3 comments
commentsMantap Pak Guru. Sedikit yang bermakna.
Replyterimakasih kunjungannya kawan.
Replynah puisi yg gini yg saya suka...
Reply