Titik Temu Sains dan Sastra (2 Habis)

Sastrawan IA Richard dalam bukunya Peotries and Science (1926), sebagaimana dikutip Agus Wibowo (2007) menyatakan bahwa masyarakat modern bakal mengkaji sastra secara serius layaknya kitab suci. Hal ini lantaran krisis spiritualitas dan dahaga batiniah akut yang mereka alami.

Pernyataan tersebut kiranya bisa dibenarkan. Mengingat sains dan teknologi yang dianggap segala-galanya, ternyata hanya menawarkan kesenangan dan kebahagiaan semu dan fana. Manusia lambat laun menyadari bahwa selain sains, ada jenis pengetahuan lain yang tak kalah penting bagi kehidupan, antara lain pengetahuan moral dan religius atau keagamaan. Sedangkan di dalam karya fiksi, banyak ditemukan nilai-nilai dari tiga pengetahuan tersebut (moral/budi pekerti, religius, dan sains).

Kita tahu, karya sastra (khususnya fiksi) dilahirkan bukan semata untuk menghibur. Lebih dari itu, kelahiran karya sastra memiliki tujuan suci dan mulia, yakni memberikan manfaat bagi umat manusia, khususnya pembaca itu sendiri. Jika tubuh kita membutuhkan makanan yang bergizi, maka rohani (pikiran dan hati) kita juga membutuhkan makanan yang bergizi pula, salah satunya adalah bacaan. Karya fiksi yang baik bisa menjadi makanan yang baik buat hati dan pikiran kita.

Oleh sebab itu, anggapan bahwa karya fiksi hanya buah imajinatif semata sudah sepatutnya dihapus. Karya fiksi memang bukan karya tulis ilmiah, tetapi tidak jarang di dalam karya fiksi banyak terkandung unsur-unsur ilmiah. Imajinasi dalam karya fiksi adalah imajinasi kreatif yang bisa dijadikan sebagai batu loncatan kemajuan.

Berbeda dengan fiksi, sains lebih sering dikenal sebagai ilmu yang “kaku” dan dibatasi oleh rasionalitas dan kebenaran ilmiah. Dalam pandangan sains, imajinasi kerap dianggap bukan sesuatu yang ilmiah. Padahal untuk mengembangkan sains dibutuhkan imajinasi kreatif sebagai pemicunya. Kenyataan tersebut semestinya bisa mempertemukan sastra dan sains.

Sastra bisa memberikan suntikan imajinasi bagi para ilmuwan untuk menawarkan kemungkinan-kemungkinan baru dalam mengembangkan sains. Dan di sisi lain, para sastrawan yang membutuhkan ide-ide untuk menciptakan karya bisa menjadikan sains sebagai sumber inspirasi yang tidak habis-habis untuk digali.
Hubungan sastra dan sains yang saling membutuhkan (magnetis) tersebut dapat menjadikan keduanya bertambah kuat dan cepat mengalami kemajuan. Karena itulah sastra tidak boleh menutup diri dari perkembangan sains jika tidak ingin dikatakan sebagai sastra yang angkuh. Begitu pula dengan sains yang tak mau melirik sastra. Perkembangannya sangat mungkin akan terhambat dan bahkan menjadi stagnan.

Titik temu sastra dan sains, menurut Nirwan Ahmad Arsuka (2008) bisa juga dilihat bahwa keduanya sama-sama berupaya mengajukan model-model tentang kenyataan, hanya caranya saja yang berbeda. Sains menggunakan metode empiris dan penalaran rasional. Sedangkan penulis fiksi, dalam menuangkan gagasan dan pengalamannya disertai dengan penggunaan intuisi dan imajinasinya.

Sayangnya, perkembangan IPTEK dan sastra di Indonesia secara umum masih terperangkap dalam bingkai "dua budaya", yakni sains belum memberikan masukan berarti dalam perkembangan sastra. Sementara kecenderungan umum dalam sastra kita, yakni merayakan sains dan teknologi dengan kekaguman belaka. Selain itu, sastra juga masih menjadi dunia para pengkhayal, sementara sains mengukuhkan dirinya sebagai basis kenyataan dan kemajuan. (Yasraf Amir Piliang, 2007).

Oleh karena itu, apa yang pernah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dalam menyelenggarakan Indonesia Sains Festival (2010) di Surabaya patut untuk diteruskan dan dikembangkan. Kegiatan tersebut termasuk terobosan baru. Karena di dalam acara Olimpiade Sains tersebut juga terdapat Olimpiade Sastra Indonesia. Meski yang dilombakan dalam Olimpiade Sastra tersebut baru berupa lomba pantun, menulis cerita dan resensi buku, dan hanya untuk tingkat sekolah dasar, tetapi upaya untuk mempertemukan sains dan sastra dalam acara tersebut patut untuk mendapat apresiasi.











Share this

Related Posts

Previous
Next Post »