Anies Baswedan dan Gerakan Bela Guru Honorer

Kemarin Pagi (19/10/2015), saya ngopi bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Anies Baswedan. Sungguh ini pengalaman yang luar biasa. Senang rasanya bisa ngopi pagi bersama Mantan Rektor Paramadina sambil membincang soal pendidikan. Sebenarnya, kemarin itu saya ingin menyampaikan banyak hal kepada beliaunya. Tapi saya percaya sekeras apapun saya berteriak suara saya tidak akan pernah sampai telinga Pak Menteri yang ganteng itu. Lawong saya ngopinya di Wonosobo sementara Pak Menteri ngopi di Senayan sana.

Meski begitu, saya dan publik pemerhati pendidikan tentu senang tak terkira bisa menyaksikan beliau masih bisa ngopi di tengah kabut asap yang membuat banyak siswa tidak bisa sekolah. Terlebih topik perbincangan pagi itu adalah soal "Setahun Kinerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan".

pencapaian Kemdikbud


Dahsyat, beliau telah menyampaikan berbagai pencapaian Kemdikbud selama setahun, tapi beliau sangat rendah hati dan hanya menyebutkan bahwa itu baru langkah awal. Bayangkan, langkah awalnya saja sudah sangat hebat. Pencapaian Kemdikbud dalam setahun dibuktikan dengan Penguatan Pelaku Pendidikan dan Kebudayaan, Peningkatan Mutu dan Akses, Peningkatan Efektivitas Birokrasi. Semuanya meningkat. Tidak ada yang menurun. Kalau toh ada, tentu saja tidak akan disampaikan. Kita patut manggut-manggut sambil tepuk tangan dan bergumam. “Sudah ganteng, hebat pula.”

Nah, dari sekian banyak prestasi Kemdikbud dalam setahun, saya mencatat ada beberapa yang berbentuk sebuah gerakan. Pertama adalah Gerakan Terima Kasih Guru, kemudian Gerakan Indonesia Membaca-Menulis, dan gerakan Paud Berkualitas. Ck..ck..ck... Bahasa yang dipakai Kemdikbud bukanlah program, melainkan gerakan. Gerakan, bukan main; Menunjukkan kerja yang tidak henti-hentinya, sebuah gebrakan, upaya penyadaran secara massif, ajakan kepada banyak orang untuk turut serta. Barangkali Pak Menteri ingin mengulang kesuksesan Gerakan Indonesia Mengajar yang dulu dirintis beliaunya.

Satu hal yang membuat saya terkesima adalah gerakan terima kasih guru. Sebelum gerakan ini dicanangkan, bahkan saya sudah membaca tulisan Pak Anies di Kompas bertepatan dengan hari guru, lupa tahun berapa.

Anda tahu, apa wujud dari gerakan terima kasih guru? Wis tho, pokoknya top. Begini, jika sebelumnya penghargaan kepada guru hanya melalui pemberian penghargaan dan tunjangan dari Pemerintah, maka sekarang masyarakat dan dunia usaha diajak berperan serta memuliakan guru dengan memberikan berbagai kemudahan dan fasilitas khusus untuk guru.

Apakah gerakan ini sudah mulai dirasakan oleh guru? Tiket pesawat murah untuk guru, angkot gratis, nasi kucing gratis, laptop murah spesial untuk guru? Entahlah. Kalau kita tanyakan itu langsung, Pak Menteri dengan santun mungkin akan jawab, “Butuh waktu untuk melihat hasilnya.”

Ya, memang sebuah gerakan sosial tidak akan langsung terlihat hasilnya. Apalagi membujuk pelaku bisnis memberikan diskon khusus untuk guru. Hem, itu sulit. Yang terjadi guru seringkali dijadikan target pemasaran utama. Sekolah-sekolah di kota dan pinggiran, pasti pernah dimasuki seles sepeda motor, mobil, alat-alat kesehatan, dan produk-produk elektronik.

Yalah, kan tadi sudah dibilang: Butuh waktu. Jadi kita memang harus sabar. Semuanya tidak semudah membubarkan siswa lebih awal karena guru ada rapat. Kalau toh tidak ada pelaku bisnis yang insaf turut serta dalam gerakan terima kasih guru, ya tidak apa-apa. Tidak bisa dipaksakan. Biarlah gerakan ini berjalan sesuai arah angin, sampai nanti pada akhirnya hanya sebatas nama yang tergurat di batu nisan.

Gerakan Bela Guru Honorer

Sembari nunggu membuminya gerakan terima kasih guru, mungkin Pak Anies bisa merancang gerakan-gerakan lain. Kalau Pak Ryamizard mencanangkan gerakan bela negara, kenapa Pak Anies tidak merancang gerakan sejenis.

Gerakan apalagi nih, Mas Yusuf?

Emm, bagaimana kalau Gerakan Bela Guru Honorer?

???

Kenapa saya kepikiran dengan Gerakan Bela Guru Honorer? Ya itu tadi, di bawah foto Pak Menteri lagi ngopi yang dipajang di Facebook resmi Kemdikbud itu saya menemukan banyak sekali komentar yang isinya adalah keluhan dan teriakan dari guru honorer. Betapa mereka membutuhkan perhatian. Saya tahu, guru memang bukan hanya honorer, dan semuanya wajib dibela. Tapi..., ah saya tidak perlu melanjutkan, sebab pastilah Pak Menteri sudah tahu segalanya tentang nasib honorer. Tidak perlu juga membandingkan kesejahteraan Guru Honorer dengan guru PNS, karena memang tidak pantas disandingkan.

Sepertinya menarik, Mas. Tapi bagaimana gerakan bela guru honorer itu nanti akan dibumikan, konkritnya seperti apa?

Hehe... Nggak mungkinlah Mantan Rektor Paramadina nanyanya gitu, ya kan? Tapi kalau disuruh njawab, okelah. Begini, Pak Menteri kan punya kuasa, bisa membuat aturan, dekat dengan Presiden pula. Gerakan Bela Guru Honorer bisa diwujudkan dalam bentuk aturan, misal pewajiban sekolah atau daerah memberikan gaji kepada guru Honorer di atas UMK. Kalau bela honorer diwujudkan dalam bentuk santunan pemotongan gaji guru PNS untuk honorer, janganlah. Guru honorer akan sangat malu dan kehilangan martabatnya. Sudah honornya tipis, tidak punya martabat pula, terus apa yang mau diandalkan sebagai alasan untuk bertahan hidup.

Gerakan bela guru honorer adalah upaya penyetaraan guru dalam mendapatkan kesempatan untuk bisa mengikuti semua program pemerintah. Selama ini kan tidak begitu. Iya sih, semuanya berlabel guru. Tetapi ada beberapa kebijakan yang tidak berlaku untuk semua jenis guru. Misal, beasiswa. Beberapa (tidak semuanya lho) beasiswa guru, mensyaratkan PNS sebagai syaratnya. Kalau honorer mau melanjutkan pendidikan, ya cari yang untuk umum, yang ini khusus guru PNS. Nggak ada namanya beasiswa khusus guru honorer.

Lagi. Soal kenaikan gaji. Gaji PNS yang sudah cukup besar naik setiap tahun, sementara tunjangan fungsional untuk guru honorer yang kecil tidak naik tiga tahun terakhir. Ironis kan? Kebijakan seperti itu jelas tidak membela honorer. Dan karenanya perlu dibangkitkan semangat para pembuat kebijakan untuk berpihak kepada yang lemah dengan mencanangkan gerakan bela guru honorer.

Tenang saja, Pak Menteri, saya jamin gerakan ini tidak akan menuai protes. Bukankah Pak Menteri tidak suka kalau ada yang protes, apalagi sampai demonstrasi. Monggo, ngopinya dilanjut.

sumber foto

5 Barang yang Wajib Dibeli Guru Setelah Tunjangan Sertifikasi Cari

M. Yusuf Amin Nugroho

Hal yang paling dinantikan kebanyakan guru bukanlah saat melihat pintu surga terbuka, melainkan ketika tunjangan sertifikasi itu meleleh ke rekening. Untuk bisa melihat pintu surga syaratnya agak berat, sementara syarat mendapat tunjangan sertifikasi 'kan cukup ringan, meski harus ikut PPG dan mbayar Rp.12 juta. 

Bersyukur adalah salah satu syarat untuk bisa melihat pintu surga, Anda tahu itu. Na, bersyukur tentu saja bukan sesuatu yang ringan, apalagi mati, berat itu. Kalau anda cek ATM kemudian melihat angka rekening anda sudah bertambah menjadi 10 digit, dan anda mengucap: “Alhamdulillah,” itu memang bagian dari syukur. Tapi tingkatannya masih TK – kalau Syukur itu diibaratkan sebuah jenjang sekolah. Bersyukur tingkat Doktor ya dengan perbuatan. Kalau kenikmatan itu berupa cairnya tunjangan sertifikasi, tasyarufkan dengan bijak. Masih ingat kan dengan apa yang sering Anda katakan di depan murid-murid: “Jangan sampai harta memperbudakmu, dan membuat jiwamu menjadi miskin.”

Iya, saya ngerti, tapi saya bingung uang sertifikasi ini mau saya beliakan apa? Huh, punya uang bingung, tidak punya uang bingung. Dan ternyata kita lebih mudah memecah kebingungan karena tidak punya uang ketimbang bingung karena punya uang. Kalau lagi tidak punya uang, dan ada yang ngajak jalan-jalan, anda dapat segera menemukan jawaban. “Maaf, nggak bisa. Aku lagi ada gotong royong nih.” Padahal anda sedang tidak punya uang. Tapi kalau pas anda punya uang kemudian ada yang ngajak jalan-jalan, anda akan jauh lebih bingung. “Enaknya ke mana ya? Ke puncak macet, ke mall dingin, apa-apa mahal. Pakai baju apa ya? Jangan-jangan nanti dia minta traktir. Ih! Mending di rumah aja, facebookan.”

Berpikir sebelum belanja itu harus, tapi jangan sampai bingungnya mencapai bintang lima. Anda bebas saja menggunakan dana tunjangan itu. Kalau ada yang nyinyir, mengatakan bahwa tunjangan sertifikasi semestinya digunakan untuk meningkatkan kompetensi, bisikkan saja dalam hati: bullshit! Memang ada yang meragukan kemampuan anda sebagai guru? Jadi, biarkan saja anjing menggongong. Kalau anda masih merasa brisik, bisa pakai heatset sembari mendengarkan Kitaro. Saat jiwa anda mulai tenang, mulailah susun daftar belanja yang benar-benar anda butuhkan sebagai seorang guru.

Tunjangan Sertifikasi Cari

Jika anda bingung, saya akan bantu anda memutuskan untuk apa sebaiknya dana tunjangan sertifikasi yang anda terima itu.

Membeli Mobil

Mau jalanan tambah macet, mau harga bbm terus melambung, mau bagaimanapun, mobil sudah menjadi kebutuhan guru. Guru di seluruh Indonesia sudah waktunya memiliki mobil dan dengan begitu pendidikan akan semakin maju. Guru naik onthel sudah bukan jamannya. Apalagi naik angkot. Hah! Nunggunya lama, panas pula. Beli mobil sendiri dong. Biar tidak terlambat datang ke sekolah. Biar murid-murid tidak meremehkan kedudukan anda, ya tho? Bukankah murid-murid anda diantar dengan mobil mewah, masa gurunya kalah. Jangan sampai ya. Lihat tuh, teman-teman anda, yang sesama guru, sudah banyak yang punya mobil, sudah berkali-kali ganti bahkan. Masih pengen kepanasan, kehujanan, masuk angin, sesak napas gara-gara asap, dan kulit jadi gelap? Jadi nunggu apa lagi. Datanglah ke dialer, atau nyari-nyari yang seken di toko kelontong dot com juga bisa. Teman anda yang Guru Honorer ada yang kerja sampingan jadi maklar jual beli mobil juga kan? Cobalah tanya-tanya, siapa tahu bisa memberi anda solusi.

Oh, maaf. Anda sudah punya mobil ya? Berapa? Kalau perlu jangan cuma satu. Hari gini mobil kok cuma satu. Kalau satunya tiba-tiba macet gimana? Masa mau kembali naik motor. Belilah tiga atau empat, minimal dua lah ya.

Alat Fitnes

Guru sudah terlalu sibuk ngurusi administrasi dan tetek bengek kerja mencerdaskan bangsa. Jadi wajar kalau tidak punya waktu main tenis atau futsal. Beli alat fitnes adalah solusi. Tunjangan sertifikasi sebulan sudah cukup untuk membeli alat ini. Manfaat alat ini sangat banyak buat guru. Siapa sih yang tidak tahu bahwa di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Lihat tuh, maling-maling saja sehat, masa guru enggak. Artis-artis saja tampil percaya dengan dengan tubuh seksi, masa guru enggak. Makanya, belilah alat olah raga ini untuk membantu membakar lemak. Kalau guru sehat, seksi, kuat, kekar, murid-muridnya juga akan senang dan tambah berprestasi.

Isi Rumah

Televisi anda mungkin sudah waktunya ganti? Atau kulkasnya sudah nggak dingin lagi? Oh, masih bagus semua ya? Jangan terburu-buru jawab. Lihat-lihat dulu, pikirkan dulu, manakah barang-barang di rumah anda yang sudah kuno. Kalau mau ganti, ganti saja, mumpung ada tunjangan sertifikasi. Dari pada uangnya habis untuk yang nggak jelas, mending buat beli barang. Wujudnya ada, terlihat, dan bermanfaat.

Gadget

Gatget sudah menjadi kebutuhan utama semua guru era digital. Sebagai guru, anda tidak boleh ketinggalan jaman, malu sama muridnya. Belilah gawai tercanggih yang harddiscnya di atas 32 Giga, yang kamera depannya di atas 8 MPx layarnya minimal 5 incilah, dan RAMnya minimal 2 Gg. Semua itu untuk mendukung petualangan intelektual anda di dunia virtual, menyimpan banyak file yang anda download, dan agar foto wajah anda semakin bening.

Kopi

Kalau yang satu ini saya tidak melebih-lebihkan atau satir-satiran. Guru butuh ngopi. Manfaat kopi bagi guru apa saja? Pertanyaannya masa gitu. Jelas saja manfaatnya banyak, tapi masih kalah dengan gadget, kulkas, teve, alat fitnes, dan mobil. Jadi, setelah semua kebutuhan di atas anda penuhi, kalau uang anda masih sisa, jangan lupa belilah kopi.

Itu hanya beberapa saran, anda dipersilakan untuk memikirkannya baik-baik sebelum memutuskan. Saran-saran ini penting dan mendesak saya tulis mengingat gejala yang merebak di kalangan guru, soal tunjangan sertifikasi yang digunakan untuk sesuatu yang tidak jelas dan tidak mendukung peningkatan kompetensinya. 

Uang sertifikasi sepenuhnya halal dan menjadi hak guru sesuai amanah Undang-undang. Masalah ada yang cemburu, ada yang protes lalu nyebar isyu tunjangan sertifikasi akan dihapus biarin aja, tidak usah dipikirkan. Nikmati saja hidup Anda. Kalau anda ngajar di sekolah kecil yang dipenuhi guru honorer, jangan bilang-bilang kalau tunjangan sertifikasi anda sudah cair. Nanti pasti banyak yang mengajukan proposal pinjaman kepada anda. Lagian berapa sih tunjangan yang anda dapat? Tiga juta, empat juta, lima juta? Tidak besar-besar amat kan. Masa mau dipinjam, enak aja. Masih banyak kok yang harus dibeli. 

Berbagai Kenikmatan Akan Didapat Guru yang Tidak Lulus UKG

UKG 2015 - Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 sungguh menjadi isyu seksi terkini. Tiga juga lebih kepala yang berstatus sebagai guru dan pengawas sekolah akan diuji, betapa ini kabar yang heboh. Guru lho. Kalau yang diuji siswa mah biasa. Ini guru, orang yang selama ini sukanya menguji?

Tuh kan, orang-orang yang duduk di atas sana sudah mulai “macem-macem”. Apa mereka tidak ingat saat-saat mereka masih sekolah? Siapa yang ngajari mereka nulis coba? Guru! Lah kok sekarang mau nyuruh guru mejawab soal-soal. Apa itu tidak sembrono?

Tapi guru adalah makhluk yang paling sabar di dunia. Mantan siswa memang suka begitu, kalau sudah jadi orang besar sering lupa sama gurunya. Masih saja tidak percaya kalau guru itu adalah kaum intelek, pintar berhitung, membaca, sholih, tertib, dan tahu dengan pekerjaannya. Soal sesulit apapun yang akan mereka berikan di UKG 2015, sangat kecil bagi guru. Sepele. Ya tho? La wong guru sudah biasa membuat soal kok. Soalnya pasti gampang-gampang, percalayah. Tapi jawabannya? Embohlah.

Bagaimana coba kalau sampai anda tidak lulus. Malu kan? Malu sama murid-murid kita. "Ih, Bu Guru nggak lulus test, nilainya 5." Dan mereka, yang membuat soal, yang dulu adalah murid-murid Anda, mungkin akan tertawa. “Rasain, kau! Dulu kau memberiku soal yang sulit-sulit, sekarang gantian."

Ya wislah (sudahlah!). Aku rapopo. Lagian kalau nggak lulus, dapat nilai dibawah standar yakni 5, 5, terus kenapa? Remidi? Ih, amit-amit. Guru kok ikut remidi. Hehe.. nggak gitulah ya. Sante mawon (Slow). Nrimo. Kalau tidak lulus juga tidak apa-apa, tidak perlu nangis. Justru sebaliknya, kalau guru tidak lulus UKG, ia akan diberikan hadiah oleh pemerintah. Sungguh. HADIAH. Bukan SANKSI. Tidak benar isyu soal diberhentikannya tunjangan profesi bagi guru yang tidak lulus UKG. Palsu itu. Yang benar, guru yang tidak lulus UKG akan diberi hadiah.

hadiah guru tidak lulus ukg


Bukankah sudah disampaikan oleh orang yang dulu pernah menjadi murid anda, yang kini menjabat di Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud. Namanya Sumarna Surapranata. Doi bilang, UKG 2015 cuma untuk memetakan kompetensi guru. Sekali lagi memetakan. Kalau anda mau mengartikan bahwa tujuan UKG untuk membedakan guru yang abal-abal dan guru yang asli ya terserah. Supranata, mantan murid anda itu, cuma bilang untuk memetakan kok. Jadi tidak perlu cemas tho. Woles aja.

Nah, nantinya guru yang nilainya dibawah standar akan diberi hadiah. Mereka (anda mau juga?) akan dilatih, diundang untuk mengikuti diklat. Semoga diklatnya di luar kota, di hotel, selain dapat transport, juga dapat sangu, dan yang paling utama ilmu agar anda bisa sempurna menjadi guru. Wah... hadiahnya jadi tambah banyak. Semakin banyak kenikmatan yang akan kita peroleh. Nanti anda akan bilang begini: "Alhamdulillah, 20 tahun jadi guru tidak pernah ikut diklat, berkat tidak lulus UKG akhirnya diberi kenikmatan ini. Terimakasih ya Allah."

Jadi buat apa teman-teman sibuk belajar, kesana kemari mencari kisi-kisi dan latihan simulasi online ukg? Ingat, anda yang lulus akan mendapat apa? Jadi instruktur? Iya, sih katanya gitu. Kalau nilai UKGnya baik akan dijadikan instruktur. Ah, saya sih nggak percaya kabar itu. Bayangkan, misal yang nilainya baik lebih banyak ketimbang yang nilainya jelek. Kan tidak lucu kalau instruktur jumlahnya lebih banyak ketimbang yang dilatih. Jadi, mending lupakan saja janji akan dijadikan instruktur. Kalau dapat hadiah karena nggak lulus baru saya percaya. 

Nanti jangan protes ya, apalagi nyesel. Salah sendiri situ lulus. Hem, jadi ingat iklan S*rite kan? Yang pura-pura ngga bisa main biola malah bisa ketemu sama guru cantik setiap hari. Hiks. 

Kalau masih tetap ngeyel dan pengennya lulus ya terserah. Itu disamping kanan saya sediakan kumpulan soal, kisi-kisi, dan simulasi UKG ini:

SIAP UKG 2015




Tapi kalau nanti benar-benar lulus, jangan salahkan saya. 

Empat Jenis Kerja Sampingan yang Cocok untuk Guru Honorer

Oleh M. Yusuf Amin Nugroho

Kita percaya, rejeki memang sudah ditentukan kadarnya, bahkan sejak kita masih berusia 40 hari dalam kandungan. Kita jumpalitan sampai dengkul lecet kalau rejekinya segitu ya segitu.

“Jo, Bojo, mbok ya cari kerja apa kek selain ngajar. Mau dikasih makan latu udutmu anak-anakmu ini, hei?”

“Heh, aku kerja apa ga kerja ‘kan rejeki sudah ditentukan. Ada tuh dalilnya....”

Gimana kalau sampai muncul percakapan edan macam gitu? Nggak lucu kan. Lain lagi jika percakapannya begini:

“Mbok ya cari kerja lain toh, Mas, Mas. Malah di kamar terus. Ngandalin honor GTT sampai modar juga kita ga bakal punya rumah sendiri.”

“Ga tahu ya di kamar aku sedang apa?”

“Baca buku kan? Mana bisa menghasilkan duit.”

“Tidak. Bukan cuma baca buku, tapi sedang mencari inspirasi pekerjaan yang cocok.”

“Sudah lima tahun belum nemu-nemu? Kiamat.”

Begitulah kalau kita cuma nyaplok dalil soal kadar rejeki, ajal, jodoh, dan amal tanpa berusaha menelaah makna dan kandungannya, akibatnya bisa sangat payah.

Sudah miskin, payah pula. Memang payah ekonomi para Guru honorer. Ya gimana tidak payah, kerja sebulan habis seminggu. Tentu saja kalau hanya mengandalkan gaji jelas tidak mencukupi. Logislah ya, itung sendiri ajalah. Paling besar gaji guru honorer itu sejuta. Uang segitu sangat besar bagi anak TK, tapi bagi keluarga dengan dua anak? Lumayanlah. Bisa buat bayar listrik, PAM, pulsa, beras, minyak, kopi, udut. Tapi sungguh tak cukup bertahan lama.

Lain lagi urusannya kalau kita ngomongin keberkahan. Bagi orang yang bertakwa, Allah akan memberikan rejeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Ini benar. Tapi kan rejeki itu asalnya bukan dari honor ngajar, melainkan dari yang lain.

Saya paham, soal rejeki sebenarnya bukan cuma masalah sebab-akibat: Kalau kita kerja-kita dapat rejeki. Bukan itu. Allah yang nentuin semua, saya ngerti. Lihat tuh, orang banting tulang, banting stir, banting gelas, kalau rejekinya segitu ya segitu. Tapi lihat tuh orang tenang, tani biasa misalnya, eh bisa berangkat haji. Tugas kita usaha, kerja, lalu tawakkal. Tapi kalau usahanya sebatas GTT (guru tidak tetap), tentu saja belum maksimal, dan belum waktunya untuk tawakkal.

Bagaimana agar uang 1 juta bisa awet untuk bertahan hidup sebulan? Ya dengan berhemat? Hem, hemat itu bagus. Tapi kurang top. Mudahnya, agar honor GTT awet, anda cukup simpan uang itu dan siram formalin. Ya nggak lucu tho uang sedikit kok mintanya awet. Cara terbaik untuk sejahtera itu bukan dengan berhemat tetapi dengan menambah penghasilan. #clingukan

Jadi harus demo menuntut kenaikan honor? Monggo saja. Kalau orang-orang di atas angin sana masih punya telinga, demo sih oke juga. Tapi agaknya, orang-orang di atas itu sudah mulai banyak yang terserang gejala tuli dan sayangnya mereka tidak menyadari. Tanpa harus demo, sebenarnya mereka sudah bisa mendengar rintihan guru-guru honorer kan? Sudah banyak berita soal itu, dan mustahil mereka tidak tahu apa kemauan guru-guru honorer. Tapi mereka punya kalkulator yang unik, yang berpihak pada kenaikan gaji mereka sendiri.

Beberapa, mungkin ratusan orang (banyak dong!) GTT sudah memutuskan untuk pindah profesi, berhenti total jadi guru. Ijazah biarlah tinggal ijazah, teori-teori yang mereka nyam-nyam di bangku kuliah biarlah kenangan, yang penting keluarga bisa tetap makan –demikian prinsip mereka. Bagaimanapun kita tak bisa menyalahkan mereka. Dan itu hak. Tapi jika kamu ingin tetap bertahan menjadi GTT, so what? Kenapa tidak? Toh, menurutmu profesi guru sangat nyaman, banyak pahalanya pula, dan siapa tahu nanti (tahun 2100, mungkin) kamu akan diangkat juga menjadi guru PNS. Nah, sembari menunggu tahun 2100 kita mesti mengisinya dengan kegiatan-kegiatan ekonomi yang menunjang sektor perdapuran.

Sudah bukan rahasia GTT nyambi kerja lain. Ada yang jual sayur, jual pulsa, maklar motor, sampai jual burung (tanpa tanda kutip). Selama itu halal dan baik, kenapa enggak gitu loh. Ketimbang terus mengutuki kegelapan, yuk kita nyalakan lilin.

Kerja Sampingan Guru Honorer

kerja sampingan guru honorer


Inilah dia beberapa pekerjaan sampingan yang cocok untuk guru honorer. (Sebaiknya anda tidak melewatkan membaca pendahuluannya. Jika belum, saya sarankan untuk mengulang dari awal)

1. Penulis

Pekerjaan ini saya taruh di nomor wahid bukan hanya karena saya sudah mempraktikkannya. Tetapi guru adalah kaum intelektual, gitu ya. Dan pekerjaan menulis tidak jauh-jauh dari situ. Kita bergelut dengan ide, gagasan, pikiran, kata-kata, bahasa, imajinasi, yang semua itu sangat dibutuhkan oleh seorang guru.

Sebenarnya teman-teman bisa mengambil kesempatan ini. Toh teman-teman sudah pernah sarjana, pernah bikin skripsi yang penuh catatan kaki. Pernah diajari gimana membedakan subyek-predikan-obyek sejak SD. Peluangnya juga masih sangat terbuka, meski tentu saja persaingan itu ada.

Menulis cerpen, puisi, opini dan kemudian dikirim ke koran, bisa. Menjadi penulis kontent freelance, bisa juga. Nulis novel, buku, bagus itu. Yang jelas pekerjaan ini bisa menghasilkan uang, yang celakanya sering lebih besar dari gaji guru honorer.

2. Guru Privat

Masih sama-sama guru, tapi ini privat. Sasarannya biasanya orang-orang kaya yang punya anak sekolah. Mereka butuh bimbingan, dan teman-teman guru honorer punya kemampuan yang shohih. Bisa tuh kita tangkap peluang ini.

Kalau kita tidak bisa mencari sendiri orang yang butuh privat mungkin bisa bergabung dengan perusahaan yang membuka jasa ini. Selain ilmu kita tambah manfaat untuk orang lain, juga akan bermanfaat untuk diri kita sendiri dan dunia perdapuran. Terus terang, saya sendiri belum nyoba yang ini, tapi ada beberapa teman saya yang menjadikan guru privat sebagai pekerjaan sampingan. Makanya saya berani nyambungkan ke anda.

3. Jualan

Kalau yang ini sungguh pekerjaan yang menjanjikan. Tahulah, 99 dari 100 pintu rejeki juga terdapat dalam pekerjaan ini. Makanya, nggak mengherankan kalau sekarang banyak orang yang menjadikan jualan sebagai pekerjaan sampingan, meski penghasilannya kadang lebih besar dari pekerjaan utama.

Penyanyi menjual suaranya, ada juga yang jual goyangannya. Pejabat banyak yang jualan gunung, kereta api, batu bara, emas, dan SK. Kalian mau jualan apa? Apa sajalah yang penting halal, gitu kan jawabmu. Ehya, SK guru honorer itu laku nggak ya?

4. Blogger

Pekerjaan ini masih langka dan aneh di telinga teman-teman guru. Blogger, orang yang kerjanya bikin blog, membuat konten, yang kemudian mengundang banyak orang datang ke blognya, dan dari sanalah mereka mendapatkan bayaran. Ada juga sih yang tidak mengambil keuntungan dari web/blog meski pengunjungnya sudah ratusan ribu. Tapi kalau mau mengambil manfaat dari blog untuk mendapat uang, mubah saja menurut saya.

Bagi anda yang baru-baru mengenal blog, sebaiknya pilih pekerjaan lain sajalah dulu. Jualan mungkin lebih cepat mendatangkan keuntungan ketimbang ngeblog. Kalau anda baru tahu bahwa ngeblog bisa mendatangkan pundi-pundi, anda butuh waktu paling tidak 1 tahun baru bisa mendapatkan keuntungan. Trus utangnya mau nambah berapa, apalagi yang mau digadaikan kalau cuma ngandalin honor sekolah?

Hehe... ya, latihan dulu bikin blog, pelan-pelan, sambil jualan, sambil latihan nulis, sambil ngelesi privat, nanti kalau sudah mahir, blognya sudah banyak pengunjungnya, baru kemudian di earningkan.

Cuma empat ya, meski sebenarnya masih banyak yang lain. Sambil ngopi, baca-baca untuk mengasah imajinasi, kita bisa mencarinya sendiri.

Apakah kerja sampingan tidak mengganggu kerja guru?

Tanpa basa-basi saya jawab, “bisa ya, bisa tidak.”

Masalah mbagi waktu saja sebenarnya. Kalau kemudian ada yang bilang, “Ah, situ bukan guru profesional.” Ya memang, kalau profesional dimaknai dengan orang yang menekuni satu jenis pekerjaan tentu saja guru honorer dengan kerja sampingan tidak masuk kriteria itu. Meski banyak kita temukan guru profesional (dibuktikan sertifikan pendidik), yang gajinya 17 kali lipat dari honorer, masih banyak yang melakukan kerja sampingan. Mau apa? Laporin aja sana, siapa tahu dapat asbak.

Baca juga:
Tanggapan atas Tanggapan Menyakitan Yang Kerap Diterima Honorer
Guru Ilegal Dipelihara Pemerintah tanpa Rasa Kasih Sayang

Menuju Blog Guru yang Mengurai Mrengutmu

Blog guru sudah menjamur. Mau musim hujan atau kemarau kabar dunia guru dan pendidikan di tanah air terus bermunculan. Menariknya, banyak guru yang antusias untuk mengikuti perkembangan berita, penasaran dengan judul-judul yang setengah telanjang.

Lima tahun lebih nyeriusi per-bloging-an membuat saya kian memahami betapa pertarungan sesama blogger untuk menggaet pengunjung itu bukan fiksi. Saya sendiri kadang-kadang ikut bertarung di dalamnya; belajar SEO dan mempraktikkannya. Ya, selain sebagai bekal, biar bisa ikut ndopok pas kopdaran, juga untuk memerangi konten-konten sampah, selain agar blog ini tidak ikut tenggelam dan berlumut.

Pekerjaan ngeblog kadang-kadang membuat kita capek ya, lebih-lebih ketika ada yang dikejar. Untungnya kita masih memiliki sumber energi: rasa malu. Kemaluan (baca: rasa malu) inilah yang membuat kita bertahan untuk tidak gegabah. Kalau hanya untuk mendatangkan ribuan pengunjung, itu sangat mudah bagi blog tintaguru, cie...cie. Cari saja berita guru yang lagi hot, edit dikit, kasih pembuka asssalamu;alaikum dan penutup wa’alaikum salam, sebar ke 50 saja groub guru di Facebook, bisa dipastikan pengunjung akan membludak. Tapi, kata kemaluanku, “Kalau mau gituan, pakai FB abal-abal aja. Kasih foto cewek, jilbaban, yang cantik seperti istrimu.” Hah! Itumah sudah banyak.
Blog Guru
Tukang becak bilang, ngeblog membutuhkan seni, sebagaimana mengayuh becak itu sendiri. Juga harus berani. Kalau tidak berani, mana bisa tukang becak menyeberang jalan raya di rimba kuda besi ibu kota. Mana bisa menulis kalau takut di diacungi jari miring, dan melek mbengi.

Kalau ngeblog hanya soal kesenangan, itu sih oke saja. Siapapun bisa mengkambing hitamkan hobinya ketika mendapati blognya sepi pengunjung. Kalau ngeblog hanya sebatas cari recehan, silakan saja anda cari sebanyak-banyaknya itu duit, sampai tubuh anda sendiri tenggelam olehnya. Ngeblog: Kesenangan plus cari duit? Ini juga visi murahan yang kabur, tidak ke kanan, ke kiri, atau lurus, tetapi nyerong entah kemana. Trus aku kudu piye?

Sante dulu, Kang. Sabar. Mendapati blog kita dikunjungi banyak orang memang menjadi kesenangan sendiri buat kita, tetapi apa yang sudah pengunjung dapat dari blog kita? Apa? Kerumitan navigasi? Ini masih mending. Bisa jadi mereka tidak mendapati apa-apa selain omong kosong yang mencelakakan. Kadang-kadang blogger tidak menyadari ini, saya juga. Maaf ya bro... (sebenarnya saya sadar sih, tapi gimana lageee, habisnya situ tidak melirik sponsor yang membelikanku kopi sih)

Betapa ngeblog akan sangat membosankan jika hanya sekadar mengumpulkan recehan. Bagaimana soal recehan itu kita bungkus dengan istilah berbagi, growing, share? Bisa itu, bisa. Apa sih kita, kalau hidup tidak berbagi. Saya ngasih tulisan, situ ngasih recehan, impas. Hoho...tak sefana itulah. Berbagi kok. Kita memberi, mau dikasih or not, yo asyik ae. Jazakumullahu khairu ahsan al-jaza. Ngono lo...

Trus saiki enak’e piye?

Begini sajalah. Kebanyakan blog guru, yang mengabarkan tentang guru, meski pemiliknya bukan guru, memberikan konten yang gitu-gitu aja. Kalau tidak materi pelajaran, ya silabus, atau UKG, PPG, TPG, Sergur, Dapodik, PU-PNS, Gaji Ke-13, Honorer K2, yang semua itu lebih sering ditulis dalam format berita, atau tutorial. Blog ini juga gitu, kan ya. Ya tapi tidak seberapa. Akibat konsumsi berita yang berlebihan, ditambah lagi berita-berita itu dilebih-lebihkan, bahayanya jauh melampaui udud sehari 2 pak. Bisa edan. Gila ditandai dengan marah-marah di kelas, dan sering meninggalkan tugas.

Sekali-kali penting juga menyisipkan guyonan, seperti Lativi Abdima yang nulis soal semua guru Non PNS di Kementerian Agama akan diangkat jadi PNS. Itu lawakan yang sungguh-sungguh mengharukan. Ayolah, Guru Indonesia, tersenyum dan tertawalah tidak hanya ketika tunjangan sertifikasi cair. Jika sulit, maka ijinkan saya mengurai mrengutmu.

Anda tahu, mengurai mrengut lebih sulit ketimbang Seach Engine Optimization (SEO), tapi jika berhasil efeknya akan melampaui SEO. Percayalah.
Peran Guru dalam Pemilihan Media dan Sumber Belajar Fiqih

Peran Guru dalam Pemilihan Media dan Sumber Belajar Fiqih

oleh: M. Yusuf Amin Nugroho
Guru merupakan salah satu dari orang yang paling bertanggung jawab dalam proses pembelajaran fiqih di madrasah stanawiyah. Seorang guru dituntut untuk aktif meng-update keiluannya, salah satunya dalam hal pemanfaatan media dan sumber belajaran. Kesalahan dalam memilih media dan sumber belajar yang tepat alih-alih dapat membuat siswanya cerdas dan sukses belajar, yang terjadi justru sebaliknya, siswa menjadi lambat dalam belajar.

Dalam pemanfaatan media dan sumber belajar, guru mempunyai tanggung jawab membantu peserta didik agar belajar lebih mudah, lebih lancar, dan lebih terarah. Oleh sebab itu seorang guru perlu untuk tahu bahwa media dan sumber belajar tidak mesti sesuai dengan keinginannya. Penting juga untuk memperhatikan beberapa faktor agar media dan sumber belajar yang dimanfaatkan peserta didik dapat lebih maksimal.

Bagaimanakah cara memilih media dan sumber belajar yang tepat? Fatah Syukur menyebutkan bebebrapa hal yang perlu dipertimbangkan agar dapat memilih sumber belajar dan media belajar yang tepat, yaitu:

1. Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?

2. Materi pelajaran apakah yang hendak disajikan?

3. Bagaimanakah karakteristik peserta didik yang dihadapi?

4. Apakah fasilitas pendukung yang diperlukan tersedia?

5. Dapatkah guru mengoperasikan/menggunakan sumber belajar yang ditentukan tersebut?

6. Apakah sumber daya dan sumber dana dapat menjangkaunya?

7. Sudahkah guru mengenal kelebihan dan kekurangan media dan sumber belajar tersebut?[1]

Tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran menjadi landasan seorang guru dalam menentukan media dan sumber belajar yang ingin digunakan. Karena tidak semua media dan sumber belajar cocok digunakan dalam materi pelajaran tertentu.

Memahami karakteristik peserta didik juga penting dalam pemilihan media dan sumber belajar yang tepat. Murid-murid Madrasah Tsanawiyah (MTs) tentunya tidak akan cocok jika diberikan media pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan oleh anak-anak di Raudhatul Afthal (RA), demikian pula sebaliknya.

Kadang-kadang guru juga sering terbentur dengan fasilitas (sarana dan prasarana) yang tersedia. Inginnya menggunakan OHP atau LCD, tetapi sekolah tidak memilikinya. Jika demikian maka seorang guru tidak perlu untuk memaksakan diri. Gunakan saja apa yang sudah ada dengan maksimal ketimbang harus memaksakan diri meminjam OHP atau LCD. Di sisi lain pihak sekolah atau pemerintah juga tetap harus mengupayakan kebutuhan penunjang pembelajaran.

Dalam penggunaan media pembelajaran guru mesti mendasarkan pada berbagai temuan yang menunjukkan bahwa ada interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa.

Selain itu, guru perlu juga menyusun langkah-langka strategis dalam penggunaan sumber belajar dan media pembelajaran. Langkah-langkah tersebut tidak kaku. Guru bisa mendesain sendiri sesuai dengan situasi dan kondisi dan media pembelajaran yang ia gunakan.

Segala hal di atas, tidak lain dimaksudkan untuk memberikan gambaran bahwa guru perlu menyadari pentingnya kemampuan-kemampuan khusus yang dikembangkan bila menginginkan proses belajar mencapai sasaran yang optimal.

Panduan Lengkap Shalat dalam Keadaan Darurat










Shalat dalam Keadaan Darurat - Perintah shalat wajib lima waktu berlaku untuk semua orang mukalaf, termasuk mereka yang sakit selama ingatannya masih ada. Orang yang sakit mungkin mengalami kesulitan dalam pelaksanaan shalat. Oleh sebab itu, Allah swt. dan rasul-Nya memberikan keringanan, sesuai dengan kondisi masing-masing. Begitu pentingnya shalat dalam Islam sehingga dalam keadaan bagaimanapun, seseorang tidak diperkenankan meninggalkan salah wajib meskipun dalam keadaan sakit, naik kendaraan, atau perang.

Shalat dalam Keadaan Sakit

a. Tata Cara Bersuci Bagi Orang Sakit
shalat keadaan daruratOrang yang akan mengerjakan shalat harus suci dari hadats dan najis. Bersuci dari najis bagi orang yang sakit tidaklah menjadi masalah sebab semua yang merawat orang sakit dapat melakukannya. Akan tetapi, bersuci dari hadats seringkali orang yang merawatnya tidak mengerti apa yang harus mereka lakukan. Untuk lebih jelasnya, cara bersuci bagi orang sakit adalah sebagai berikut:
1) Cara Berwudhu
Apabila orang sakit itu masih mampu menggunakan air, wudhu dapat dilakukan sambil duduk di tempat tidak dengan dibantu perawatnya. Apabila sudah tidak mampu menggerakkan anggota tubuhnya, orang sakit dapat diwudhukan oleh orang lain.
2) Tayamum
Apabila orang yang sakit tidak sanggup menggunakan air (menurut pertimbangan dokter). wudhu boleh digantikan dengan tayamum, baik sebagai pengganti wudhu maupu pengganti mandi.

b. Tata Cara Shalat bagi Orang Sakit

Perintah shalat lima waktu berlaku untuk orang mukalaf termasuk orang sakit selama ingatannya masih ada. Orang yang sakit biasanya mengalami kesulitan dalam melaksanakan salah Oleh karena itu, Allah swt. dan Rasul-Nya memberikan keringanan, sesuai dengan kondisi masing-masing. Tata cara shalat bagi orang yang sakit dapat dilakukan dengan cara duduk berbaring (tidur miring), dan telentang.

1) Cara Shalat dengan Duduk

Orang sakit yang shalat dengan duduk, duduknya adalah duduk iftirasy (duduk antara dua sujud) atau menurut kemampuannya. Adapun bacaan dalam shalat, seperti niat, takbiratul ihrarn, bacaan doa iftitah, bacaan Surah al-Fatihah, bacaan surah selain al-Fatihah, rukuk, sujud, dan seterusnya sama dengan shalat sambil berdiri. Gerakan rukuk cukup dilakukan dengan membungkukkan badan sekadarnya. Iktidal dilakukan dengan duduk lalu sujud sebagaimana biasa, sedangkan duduk di antara dua sujud sama. Selanjutnya, duduk tasyahud akhir dilakukan dengan duduk tawaruk. Gerakan dan bacaan salamnya sama dengan shalat biasa.

2) Cara Shalat dengan Berbaring (Tidur Miring)
Apabila seseorang yang sakit mengerjakan shalat dengan berbaring, hendaklah ia berbaring ke sebelah kanan dengan menghadap kiblat. Bagi orang Indonesia yang berada di sebelah timur Ka'bah, shalat dilakukan dengan membujur kearah utara sehingga kaki berada di sebelah selatan.
Semua bacaan shalat dengan berbaring sama dengan bacaan shalat sambil berdiri. Adapun gerakan dalam shalat, seperti rukuk, iktidal, sujud, dan seterusnya cukup memberikan Isyarat dengan kepalanya atau kedipan mata.

3) Cara Shalat dengan Telentang
Apabila seseorang sakit dan mengerjakan shalat dengan telentang, hendaklah kedua kakinya dihadapkan ke arah kiblat. Jika memungkinkan, kepalanya diberi bantal agar mukanya dapat menghadap ke arah kiblat. Dengan demikian, ia tidur dengan kepala berada di sebelah timur dan kaki di sebelah barat.
Bacaan dalam shalat telentang sama dengan shalat sambil berdiri. Gerakan dalam shalatnya sama dengan gerakan shalat sambil berbaring (tidur miring). Jika seseorang yang mengerjakan shalat dengan telentang sudah tidak mampu lagi untuk memberikan Isyarat, baginya tidak wajib melakukan apa-apa.



Shalat dalam Kendaraan

Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan shalat dalam kendaraan, yaitu tata cara bersuci dan praktik shalat dalam kendaraan.
a. Tata Cara Bersuci dalam Kendaraan
Apabila kamu sedang dalam kendaraan (naik bus misalnya) dan tidak ada kesempatan untuk turun mengambil air wudhu, lakukan tayamum. Tepukkan kedua tanganmu pada dinding kendaraan atau kursi bagian belakang yang ada di depanmu. Usapkan sekali untuk wajah dan teruskan (tidak usah menepukkan tangan lagi) kedua telapak tanganmu bagian luar sampai pergelangan tangan.
b. Praktik Shalat dalam Kendaraan
Setelah selesai tayamum,lakukan shalat dengan cara sebagai berikut.
1) Apabila tidak mungkin melakukan shalat dengan berdiri (karena takut terjatuh dan sebagainya), lakukanlah shalat dengan duduk di tempat dudukmu.
2) Apabila tidak mungkin dapat rukuk dan sujud sebagai mestinya, lakukan dengan Isyarat saja.
Agar tidak terganggu oleh orang-orang yang berada di atau kirimu, beri tahu kepada mereka bahwa engkau mengerjakan shalat.
Apabila perjalanan cukup jauh, engkau dapat melakukan shalat dengan cara menjamak atau mengqasarnya.
Usahakan agar pada waktu takbiratulihram engkau dapat menghadap kiblat. Jika tidak dapat (misalnya kendaraan terus menuju ke arah timur. utara, dan selatan), niatkan di dalam hatimu bahwa engkau menghadap kiblat.
Gerakan salam tetap dilakukan ke kanan dahulu, walaupun saat dikendaraan tidak menghadap ke arah barat.

Tata Cara Shalat dalam Keadaan Darurat

1. Shalat dalam Keadaan Sakit

Praktikkan shalat dalam keadaan sakit dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut!
a. Tentukan siapa yang akan mendemonstrasikan terlebih dahulu, siapa pula yang menjadi pengamatnya.
b. Demonstran memperagakan terlebih dahulu tatacara shalat dalam keadaan sakit, sedangkan pengamat memerhatikan dengan sungguh-sungguh.
c. Selesai mendemonstrasikan shalat, bicarakan benar atau salahnya.
d. Mintalah bimbingan gurumu apabila menjumpai kesulitan!

2. Shalat dalam Kendaraan

Praktikkan bersama teman-temanmu di sekolah dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut.
a. Tentukan siapa di antara kamu yang memperagakan shalat, siapa pula yang menjadi pengamatnya.
b. Anggaplah kamu sedang bepergian jauh. Gunakan kursi sebagai ganti kursi kendaraan. Sementara itu, di kursi sebelah kanan dan kirimu diisi teman-temanmu sebagai ganti penumpang lain.
c. Lakukan tayamum dengan menebakkan telapak tangan pada kursi di depanmu jika kamu sedang bepergian jauh.
d. Beritahukan kepada teman di kanan dan kirimu yang berperan sebagai penumpang lain agar tidak terganggu shalatmu.
e. Tim pengamat memperhatikan dan mengingat-ingat kesalahan yang terjadi saat pratik shalat. Kemudian, bahaslah bersama-sama setelah selesai shalat.
--------------------
Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Genap, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

keyword: shalat dalam keadaan darurat, shalat orang sakit, shalat sambil tidur, shalat di kendaraan






















































Update: Silabus dan RPP Fiqih MTs Kelas 7, 8, 9 K13 dan KTSP

RPP Fiqih merupakan salah satu kewajiban administrasi guru. Kalau mengajar ya harus membawa RPP, harus buat RPP. Karena tugas guru selain mengajar adalah merencanakan. Anehnya, banyak RPP dibuat setelah pelaksanaan. Betul tidak?

Pada awal tahun pembelajaran banyak guru disibukkan dengan pembuatan RPP dan Silabus, tentu saja sesuai dengan pembagian tugas dari Kepala Sekolah/Madrasah. Karena saya mengampu mata pelajaran Fiqih kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah maka saya juga harus membuat RPP FIQIH K13 Kelas 8 MTs.

Download RPP dan Silabus Fiqih Kelas 8 MTs


Sayangnya, tahun ini agak aneh. Kami para guru Madrasah dipaksa harus menggunakan Kurikulum 2013, sementara pemerintah sendiri belum menyusun silabus Fiqih dan mapel PAI lainnya. Buku-bukunya juga belum ada. Tapi mau bagaimana lagi? Demo? Protes? Itu bisa saja, tetapi namanya juga Pemerintah, sudah biasa di demo dan diprotes sehingga kayaknya sudah kebal. Jadi apapun hasilnya, yang penting ada, begitu kata salah seorang guru. Meski silabus Fikih k13 kelas 8 lagi digodok, tetapi kita mesti sudah mengupayakannya sendiri. Begitulah, banyak orang kemudian berspekulasi.

Sebenarnya, format silabus dan RPP KTSP dan Kurikulum 2013 itu sendiri tidak jauh berbeda. Soal ini silakan baca Perbedaan RPP KTSP dan Kurikulum 2013

Yuk simak Perbedaan RPP KTSP dan K13 di video berikut:


RPP Fiqih MTs Kurikulum 2013

Saya sendiri, jujur belum membuat RPP Fiqih MTs Kurtilas, tetapi saya sudah menemukannya beberapa di Internet.

Bagi anda yang berminat silakan download dengan mengunjungi link berikut:

RPP FIQIH MTs Kurikulum 2013 bab Sujud di Luar Shalat (download)

RPP FIQIH MTs Kurikulum 2013 Bab Puasa (Download)

RPP FIQIH MTs Kelas 8 Kurikulum 2013 Bab Zakat (DOwnload)

RPP FIQIH MTs Kurikulum 2013 Bab Pengeluaran Harta di Luar Zakat

RPP FIQIH MTs Kelas 8 Kurtilas Bab Haji

RPP FIQIH MTs Kurikulum 2013 Bab Makanan Halal Haram

Itulah tadi beberapa ulasan terkait Silabus dan RPP Fiqih Kelas 7, 8, 9 Kurikulum 2013. Semoga bisa membantu. Terimakasih