oleh: M. Yusuf Amin Nugroho
Guru merupakan salah satu dari orang yang paling bertanggung jawab dalam proses pembelajaran fiqih di madrasah stanawiyah. Seorang guru dituntut untuk aktif meng-update keiluannya, salah satunya dalam hal pemanfaatan media dan sumber belajaran. Kesalahan dalam memilih media dan sumber belajar yang tepat alih-alih dapat membuat siswanya cerdas dan sukses belajar, yang terjadi justru sebaliknya, siswa menjadi lambat dalam belajar.
Dalam pemanfaatan media dan sumber belajar, guru mempunyai tanggung jawab membantu peserta didik agar belajar lebih mudah, lebih lancar, dan lebih terarah. Oleh sebab itu seorang guru perlu untuk tahu bahwa media dan sumber belajar tidak mesti sesuai dengan keinginannya. Penting juga untuk memperhatikan beberapa faktor agar media dan sumber belajar yang dimanfaatkan peserta didik dapat lebih maksimal.
Bagaimanakah cara memilih media dan sumber belajar yang tepat? Fatah Syukur menyebutkan bebebrapa hal yang perlu dipertimbangkan agar dapat memilih sumber belajar dan media belajar yang tepat, yaitu:
1. Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?
2. Materi pelajaran apakah yang hendak disajikan?
3. Bagaimanakah karakteristik peserta didik yang dihadapi?
4. Apakah fasilitas pendukung yang diperlukan tersedia?
5. Dapatkah guru mengoperasikan/menggunakan sumber belajar yang ditentukan tersebut?
6. Apakah sumber daya dan sumber dana dapat menjangkaunya?
7. Sudahkah guru mengenal kelebihan dan kekurangan media dan sumber belajar tersebut?[1]
Tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran menjadi landasan seorang guru dalam menentukan media dan sumber belajar yang ingin digunakan. Karena tidak semua media dan sumber belajar cocok digunakan dalam materi pelajaran tertentu.
Memahami karakteristik peserta didik juga penting dalam pemilihan media dan sumber belajar yang tepat. Murid-murid Madrasah Tsanawiyah (MTs) tentunya tidak akan cocok jika diberikan media pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan oleh anak-anak di Raudhatul Afthal (RA), demikian pula sebaliknya.
Kadang-kadang guru juga sering terbentur dengan fasilitas (sarana dan prasarana) yang tersedia. Inginnya menggunakan OHP atau LCD, tetapi sekolah tidak memilikinya. Jika demikian maka seorang guru tidak perlu untuk memaksakan diri. Gunakan saja apa yang sudah ada dengan maksimal ketimbang harus memaksakan diri meminjam OHP atau LCD. Di sisi lain pihak sekolah atau pemerintah juga tetap harus mengupayakan kebutuhan penunjang pembelajaran.
Dalam penggunaan media pembelajaran guru mesti mendasarkan pada berbagai temuan yang menunjukkan bahwa ada interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa.
Selain itu, guru perlu juga menyusun langkah-langka strategis dalam penggunaan sumber belajar dan media pembelajaran. Langkah-langkah tersebut tidak kaku. Guru bisa mendesain sendiri sesuai dengan situasi dan kondisi dan media pembelajaran yang ia gunakan.
Segala hal di atas, tidak lain dimaksudkan untuk memberikan gambaran bahwa guru perlu menyadari pentingnya kemampuan-kemampuan khusus yang dikembangkan bila menginginkan proses belajar mencapai sasaran yang optimal.
Guru merupakan salah satu dari orang yang paling bertanggung jawab dalam proses pembelajaran fiqih di madrasah stanawiyah. Seorang guru dituntut untuk aktif meng-update keiluannya, salah satunya dalam hal pemanfaatan media dan sumber belajaran. Kesalahan dalam memilih media dan sumber belajar yang tepat alih-alih dapat membuat siswanya cerdas dan sukses belajar, yang terjadi justru sebaliknya, siswa menjadi lambat dalam belajar.
Dalam pemanfaatan media dan sumber belajar, guru mempunyai tanggung jawab membantu peserta didik agar belajar lebih mudah, lebih lancar, dan lebih terarah. Oleh sebab itu seorang guru perlu untuk tahu bahwa media dan sumber belajar tidak mesti sesuai dengan keinginannya. Penting juga untuk memperhatikan beberapa faktor agar media dan sumber belajar yang dimanfaatkan peserta didik dapat lebih maksimal.
Bagaimanakah cara memilih media dan sumber belajar yang tepat? Fatah Syukur menyebutkan bebebrapa hal yang perlu dipertimbangkan agar dapat memilih sumber belajar dan media belajar yang tepat, yaitu:
1. Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?
2. Materi pelajaran apakah yang hendak disajikan?
3. Bagaimanakah karakteristik peserta didik yang dihadapi?
4. Apakah fasilitas pendukung yang diperlukan tersedia?
5. Dapatkah guru mengoperasikan/menggunakan sumber belajar yang ditentukan tersebut?
6. Apakah sumber daya dan sumber dana dapat menjangkaunya?
7. Sudahkah guru mengenal kelebihan dan kekurangan media dan sumber belajar tersebut?[1]
Tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran menjadi landasan seorang guru dalam menentukan media dan sumber belajar yang ingin digunakan. Karena tidak semua media dan sumber belajar cocok digunakan dalam materi pelajaran tertentu.
Memahami karakteristik peserta didik juga penting dalam pemilihan media dan sumber belajar yang tepat. Murid-murid Madrasah Tsanawiyah (MTs) tentunya tidak akan cocok jika diberikan media pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan oleh anak-anak di Raudhatul Afthal (RA), demikian pula sebaliknya.
Kadang-kadang guru juga sering terbentur dengan fasilitas (sarana dan prasarana) yang tersedia. Inginnya menggunakan OHP atau LCD, tetapi sekolah tidak memilikinya. Jika demikian maka seorang guru tidak perlu untuk memaksakan diri. Gunakan saja apa yang sudah ada dengan maksimal ketimbang harus memaksakan diri meminjam OHP atau LCD. Di sisi lain pihak sekolah atau pemerintah juga tetap harus mengupayakan kebutuhan penunjang pembelajaran.
Dalam penggunaan media pembelajaran guru mesti mendasarkan pada berbagai temuan yang menunjukkan bahwa ada interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa.
Selain itu, guru perlu juga menyusun langkah-langka strategis dalam penggunaan sumber belajar dan media pembelajaran. Langkah-langkah tersebut tidak kaku. Guru bisa mendesain sendiri sesuai dengan situasi dan kondisi dan media pembelajaran yang ia gunakan.
Segala hal di atas, tidak lain dimaksudkan untuk memberikan gambaran bahwa guru perlu menyadari pentingnya kemampuan-kemampuan khusus yang dikembangkan bila menginginkan proses belajar mencapai sasaran yang optimal.