Keunggulan Kurikulum 2013 - Kita mafhum bahwa pengembangan kurikulum menjadi satu keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Tapi pengembangan kurikulum apakah mesti dibarengi dengan penggantian kurikulum secara total? Jawabannya tidak harus! Pengembangan kurikulum bisa dilakukan pada bagian-bagian yang dianggap kurang atau lemah. Tanpa harus mengganti semua standar pada kurikulum, bahkan tanpa harus mengganti nama kurikulum itu sendiri.
Tapi begitulah, meskipun ada banyak kalangan (pakar pendidikan) menilai bahwa kurikulum 2013 tidak sedikit memiliki kelemahan toh pada akhirnya sang menteri pendidikan kita (M. Nuh) tetap bersikukuh untuk memberlakukan kurikulum ini secara serentak di seluruh indonesia mulai tahun ini (2014). Kita, guru, yang notabene merupakan ujung tombak pendidikan mau tidak mau harus ikut bagian dalam menyukseskannya. Mau menolak? Itu sudah tidak bisa, sudah tidak mungkin. Itu sudah diupayakan dengan berbagai cara, mulai dari seminar, bedah konsep kurikulum 2013, berbagai artikel penolakan, sampai demonstrasi, toh tidak bisa mengubah ketetapan sang menteri. Maka, marilah kita songsong kurikulum 2013 dengan penuh suka cita.
Lalu, orang-orang pun bertanya-tanya, sebenarnya, apa sih kelebihan kurikulum 2013 ini? Sebelumnya saya sudah pernah menulis sebuah artikel yang panjang lebar, yang cukup bisa untuk menerangkan hal itu meski tidak secara langsung. Anda mungkin bisa membaca: Analisis Kritis KTSP dan Wacana Kurikulum 2013.
Saya mencoba mencari, apa sebenarnya keunggulan kurikulum 2013 dibanding kurikulum sebelumnya. Memang sulit menemukannya. Kalau hanya menentukan perbedaan K13 dengan K yang lain itu sangat mudah, tapi menemukan keunggulannya pasti masing-masing orang akan berbeda pendapat. Tapi di antara perbedaan yang menyolok dan kelebihan kurikulum 2013 yang tidak ditemukan pada kurikulum sebelumnya adalah adanya konsep pendekatan scientifik. Dengan pendekatan scientific inilah diharapkan siswa didik dapat lebih berkembang kompetensinya.
Apa dan bagaimana yang dimaksud dengan konsep pendekatan scientific tersebut? Bagaimanakah sebuah pendekatan pembelajaran dikatakan sebagai pendekatan scientific, berikut paparan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan (wah, panjang banget nama badan ini).
Pendekatan dikatakan memenuhi kriteria konsep pendekatan scientefic apabila memenuhi tujuh kriteria berikut:
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
Selanjutnya, masih dinyatakan dalam sumber yang sama, dalam sebuah pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan scientific mesti menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Dan ini merupakan langkah-langkah dalam mengimplementasikan pendekatan scientific dalam pembelajaran:
Lebih lengkap tentang pendekatan scientifik mungkin anda dapat melihat dan membaca Slide Konsep Pendekatan Scientific
Oke, anggaplah pendekatan scientific tersebut merupakan hal yang baru dan menjadi keunggulan K13, maka, lagi-lagi tidak menjamin K13 dapat memunculkan generasi brilian dan berakhlak baik. Lagi-lagi, kunci keberhasilan K13 adalah guru! gurulah yang nantinya akan mementukan apakah dapat menerapkan pendekatan tersebut atau hanya mengulang pendekatan tradisional yang sudah dijalaninya bertahun-tahun.