Naskah Lakon Teater Anyar MTs N Wonosobo: Gembel Galau

 

download

MTs Negeri Wonosobo memiliki sebuah kelompok teater yang sejak tahun 2009 saya menjadi pengasuhnya. Teater Anyar namanya. Kenapa dinamakan teater anyar? Sebab, anggota dari kelompok teater ini nyaris selalu berganti setiap tahun. Kebanyakan anggotanya adalah kelas VIII dan begitu mereka naik kelas IX maka tidak bisa mengikuti latihan lagi disebabkan harus konsentrasi menghadapi ujian.

Teater Anyar rutin biasa mementaskan sebuah lakon pada acara-acara tertentu, semisal pentas seni, rapat pleno komite, dan yang paling semarak adalah ketika acara Wisuda atau Perpisahan. Dulu memang, biasanya guru yang membuat naskahnya, dan siswa hanya bertugas memerankan. Tetapi sudah dua tahun terakhir, semua anggota teater Anyar saya libatkan untuk membuat naskah bersama-sama.

Mula-mula kita menentukan tema lakon yang akan dipentaskan. Baru kemudian melakukan improvisasi sesuai tema. Terakhir penggarapan naskah secara bersama-sama. Proses produksi teater yang demikian saya kira menarik untuk diterapkan pada kelompok teater pelajar. Sebab dengan begitu, siswa tidak hanya menjadi obyek tetapi juga subyek, dan sekaligus menjadi paham bagaimana proses pembuatan naskah itu sendiri.

Lihat juga naskah lakon Teater Anyar (2013) berjudul Layla Majnun

Baiklah, berikut adalah salah satu naskah karya teman-teman Teater Anyar MTs Negeri Wonosobo Th. 2014.

Gembel Galau

Sebuah Naskah Lakon Teater Anyar MTs Negeri Wonosobo (2014)

 

Aktor

Panjul : Faizul

Bob Rosim : Arfian

Bapak Panjul : Faizun

Ibu Panjul : Nada

Dukun : Widad

Pengiring 1 : Hani

Pengiring 2 : Yulia, Arum

Gadis : Anisa

Teman Gadis : Inayah

 

Babak I

Musik Instrumen.

Panjul memasuki panggung.

Panjul

Gembel! Gaul! Anak jaman sekarang, gak gembel gak gaul coy! Gembel asli bukan buatan

Rosim masuk ke panggung sambil bernyanyi

Rosim

Na…na…nana…nana..

Panjul

Hai, Bro! Woyooo!

Rosim

Yoo, man!

Panjul

Gimana kabar?

Rosim

Uyeee..baik bro!

Panjul

Gembelnya gimana bro?

Rosim

Bra, bro, bra, bro, panggil saya Bob Rosim. Uyeee!

Panjul

Rosim?

Rosim

Bob Rosim Marley Davitson

Panjul

Ga salah ni?

Rosim

Reagge sejati ga pernah salah

Panjul

Hai Bob! Aku ada masalah nih!

Rosim

Masalahmu, masalahku juga! Katakan saja, Coy!

Panjul

Gini, Bob… aku kan mau melanjutkan sekolah , tapi…

Rosim

Tapi biayanya mahal! Itu sih lagu lama, bro! Mau presidennya siapa, sekolah tetap saja mahal!

Panjul

Bukan itu. Biaya sih tidak jadi soal. Namanya ilmu tentu saja mahal. Mau pipis aja bayar! Yang jadi masalah, aku inikan…

Rosim

Gembel?

Panjul

Uyyeee… Bener banget!

Rosim

Haha…. Gitu aja kok repot!

Panjul

Jadi gimana, Bob? Biar gak repot?

Rosim

Ya tinggal pergi aja ke salon! Potong gembelmu! Rampung!

Panjul

Ini gembel asli bukan buatan. Tidak boleh dicukur sembarangan. Aku pernah beberapa kali motong sendiri gembelku ini! Tapi ya gitu, malamnya badanku meriang. Kalau harus ke salon, tidak bro! Emoh. Emmmoh!

Rosim

Bob Rosim Marley Davidson tidak percaya takhayul

Kecuali jika sudah membuktikannya sendiri.

(mengeluarkan gunting)

Sini!

Panjul

Emoh, Bob. Emmmoh!

(Berlari keluar panggung)

Panjul pulang ke rumah.

Panjul

Assalamu’alaikum

Bapak

Wa’alaikumussalam warrahmatullahi wabarakaaatuh!

Sopo?

Panjul

Koceng!

Bapak

Koceng? Koceng goreng?

Rosim

Aku, Pak. Anakmulah, Pak.

Bapak

Kene mlebu, Le! Bapak goleki nang ngendi-ngendi kok yo ora nemu awakmu.

Kene, kene!

Rosim

Opo tho, Pak? Sepertinya penting banget?

Bapak

Ngene lo le… De’e kan arep mlebu MTs. Tapi rambutmu gimbal ngono ki piye. Piye nek dicukur war?

Panjul

Emohlah Pak. Wong sek rambute ora gimbal war digawe gimbal, kok. Iki gimbal asli, Pak! Larang regane!

Bapak

Yo, nanti kalau ketahuan gurunya, piye?

Panjul

Kan bisa ditutupi peci, Pak.

Bapak

Tutupi ember yo bisa

Panjul

Pokoke emmoh!

Bapak

Tapi, Njul…

Panjul

Pak, kalau disunat, aku mau, Pak. Sekarang pun aku siap. Tapi kalau harus kehilangan gembel ini, Pak? Ah, berat rasanya!

Bapak

Bu… Ibu…

Ibu

Ya, Pak. I’m coming!

Bapak

Gayamu, Bu! Wong ndeso ngomong londo!

Ibu

Za ora papalah! Kala-kala.

Bapak

Ikiloh anakmu, Bu. Kon cukur kok ora gelem. Trus kepiye?

Ibu

Za wis benlah, Pak.

Panjul

Betul…betul…betul..

Bapak

Lah kok ngono?

Panjul dan Ibu

Mbok Biar, Wong kita ingin!

Bapak

Ha? Kompak ya?

Panjul dan Ibu

Harus!

Bapak

Pemirsa yang budiman! Adegan tadi bukan untuk ditiru.

Ibu karo anak pada wae.

Ora nggenah!

(Mrengut!)

Panjul dan Ibu

(saling pandang)

Panjul

Oke, Pak. Oke! Kalau memang Bapak menghendaki saya cukur, oke!

Itu masuk akal.

Aku ra popo. Tapi….

Bapak

Opo maneh, Njul?

Panjul

Wani piro?

(lalu meninggalkan panggung)

Bapak

Ibu iki piye? Kok malah mbelani Panjul.

Eling, Bu. Eling. Gembel iku bisa membawa petaka.

Ibu

Gembel iku membawa berkah, Pak!

Buktinya, sejak rambut panjul gembel, panen kentang kita tambah melimpah!

Kita bisa bangun rumah, beli kulkas, parabola, tipi, garpu, kursi seng empuk!

Ibu khawatir, nanti kalau gembel panjul dicukur, terus…

Bapak

Ora usah khawatir. Rejeki sudah ada yang ngatur, Bu. Tugas kita itu yo mung golek.

Justru kalau gembel Panjul ora ndang dicukur, bisa ciloko, Bu.

Ibu

Yo Wislah, terserah ayah! eh, Bapak! Tapi yo ngono, saiki ora ana duit!

Panene iseh suwi. Bapak kan ngerti, syarat ruwatan gembel iku ora setitik. Akeh, Pak.

Panjul bukan anak kecil lagi. Mesti njaluk seng ora-ora!

Bapak

Lah tabungane nangdi?

Ibu

Lah kan sudah buat daftar sekolah si Panjul

Bapak

Ora Turah?

Ibu

Blas!

Bapak

Ck…ck…ck

(geleng-geleng)


Babak II

Panjul kembali berjumpa dengan Rosim

Panjul

Hai Bob!

Rosim

Ealah, dene ana de’e. Ketemu maneh! Wah, tambah lebat aja gimbalmu, Bro.

Ga jadi dipotong?

Panjul

Gini, lho. Gembel gini aku ini birul walidain, Bro. Taat kepada kedua orang tua.

Yo piye maneh, Bapakku njaluk cukur, yo sami’na Wa atho’na.

Tapi, tidak ada yang gratis di dunia ini.

Dengarkan Pemirsa, saya Panjul bin Wahidun menyatakan bahwa proses pemotongan rambut gembel akan saya lakukan dengan syarat, dibelikan satu buah truk beserta keneknya!

Hal-hal yang menyangkut syarat tersebut akan dibicarakan kemudian.

Bravo rambut gembel! Bravo!

Rosim

Baik pemirsa, untuk kritik dan saran silahkan hubungi nomor ini

(sambil menunjuk ke bawah, seolah-olah ada nomor hp)

Panjul

Ya itu thok. Piye menurutmu, Bob?

Rosim

Kowe mau njaluk opo? Trek? Ora lepel ah. Arep nggo ngopo trek?

Panjul

Trus njaluk opo apike

Rosim

Jimbe, Bro. Jimbe… musik. Trek itu bikin brisik. Enakkan jimbe. Asyik!

Panjul

Ah, emoh. Aku pingine Trek!

(sembari pergi meninggalkan panggung)

Rosim bermain jimbe sendirian

Sesaat kemudian masuk dua orang gadis

Rosim menyapa dua gadis itu

Rosim

Hai… (genit)

Dua gadis tidak membalas, malah saling bisik sendiri di pojok panggung.

Rosim

Hai gadisku yang manis…. (nyanyi)

Gadis 1

(Menunjukkan wajahnya, lalu mendekati Rosim)

Rosim bin Dulmajid itukah namamu?

Rosim

Annisa… Annisa Ayat 3

Ya Tuhan, apa kabarmu, Pren.

Gadis 2

Jadi, kalian sudah saling kenal

Rosim

Ya baru kenal namanya, Annisa Ayat 3 kan? Nama yang cantik. Mengingatkanku dengan perang uhud. Kalau boleh sih, ingin juga kenal hatinya

Gadis 1

Cie..cie..cie…

Bener nih ingin tahu?

Rosim

Ya, ta’aruf gitu

Gadis 1

Mendekati gadis 2, mengatakan bahwa dirinya punya rasa dengan Rosim

Gadis 2

Oh, ternyata

Jadi Rosim ini yang sering kau ceritakan itu

Gadis 1

Sttt…Jangan keras-keras.

Gadis 2

Ternyata seperti ini wujudnya.

Emmm Lumayan cakep sih.

Tapi rambutnya, pasti banyak kutunya

Rosim

Annisa Ayat 3, emmm, boleh aku mengatakan sesuatu.

Gadis 1

Boleh dong, apa sih yang tidak boleh buatmu.

Rosim

Bolehkah aku…

Bolehkan aku…

Tinggal di hatimu

Gadis 1

Apa?

Rosim

Opo wae keno

Gadis 1

Tapi ada syaratnya

Rosim

Opo syarate gadis cantik ?

Gadis 1

Berbisik kepada gadis 2: apa syaratnya ya ?

Gadis 2

Suruh potong aja gembelnya

Gadis 1

Gimana kalo kamu potong gembelmu ?

Rosim

Piye yo ? aku cinta sama gembelku

Gadis 2

Kalo bener kamu pengen tinggal di hatinya, korbanin donk gembelmu !!

Rosim

Piye yo ?se’ se’ se’ aku tak mikir2

(beberapa saat kemudian)

Yo wes ra popo, se’ penting aku hiso tinggal neng hatimu

Babak III

Proses pencukuran / Pemotongan

Pengiring 1

Assalamualaikum wr wb. Mari kita buka acara pemotongan rambut gimbal ini dengan bacaan hamdalah bersama-sama.

Bapak

Hust, basmalah

Pengiring 1

Oh yaa, basmallah bersama-sama. Selanjutnya saya persilahkan kepada ibunda dukun

Dukun

Gimana dek? Udah siap di cukur?

Panjul

Woyoo (sambil mengedipkan mata)

Rosim

Aku ikutt…

Dukun

Mana yang mau di cukur?

Panjul

Ini pak, eh.. buk

Bapak

Monggo sek sak keco mawon

Pencukuran……………….

tiba-tiba muncul Bob Rosim

Bob Rosim

Akuuuu ikuuttt!

Bapak

Lhah kowe. Kene sisan cukur yo.

Ibunda Dukun, saya pinjam guntingnya.

pemotongan rambut gembel Bob Rosim dimulai. Setelah itu, Bob Rosim berdiri dan berteriak, sambil berlari keluar panggung.

Bob Rosim: 

Annisa ayat 3, aku dataaaaaang!

Semua Pengiring

Ck, ck, ck, Kasihan!

Proses pemotongan rambut gembel Panjul dimulai.

Sesaat kemudian.

Panjul

Alhamdulilah.. na, treknya mana buk?

Ibu

Ituuu

Bapak Masuk menyeret sebuah mobil truk mainan.

Panjul pingsan

The end

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »