Setelah Ramadhan, maka ‘Idul Fitri. Orang-orang memasak ketupat, opor, dan tidak jarang yang menjedorkan mercon. ‘Idul adalah hari raya, hari pesta. Di hari pesta inilah umat Islam diharamkan untuk berpuasa, meski tetap tidak dibenarkan berlebihan menyantap makanan dan mengumbar nafsu. Fitri berarti suci. Ya, soal kesucian hanya Allah yang tahu. Sebagai manusia kita hanya bisa mengupayakan, dan berdoa, semoga Ramadhan yang sudah kita jalani benar-benar dapat membakar segala dosa kita pada Tuhan, semoga jabat tangan, kartu lebaran, sms, status, email, atau posting blog sebagai pernyataan minta maaf pada sesama dapat menyucikan salah dan khilaf kita pada manusia. Tapi sungguh, tiada seorang pun manusia dapat memastikan apakah ia telah benar-benar bersih dan suci dari dosa sebagaimana bayi yang baru lahir atau justru masih kotor dan bahkan lebih kotor. Walau begitu kita wajib yakin bahwa Tuhan tidak pernah ingkar janji. Man shama Ramadhana Imanan Wahtisaban, Ghufira lahu maa taqaddama min dzambih. Demikian bunyi hadist yang begitu terkenal.
Maka, orang-orang pun berdoa:
Taqabalallahu minna waminkum. Allahummaj'alna minal ‘adidzin wal faizin.Semoga Allah menerima ibadahku dan ibadah kamu sekalian. Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang kembali [fitri] dan menang)
Na, kalau orang yang sudah sungguh-sungguh (menurut dirinya) beribadah selama Ramadhan, dan berkeliling kampung minta maaf saja belum mesti kembali suci, apalagi yang serampangan. Maka, tidaklah patut kita membanggakan diri, merasa diri kembali suci. Dan Terpujilah Tuhan yang tidak memberitakan secara langsung kepada hamba-hambanya yang telah kembali fitrah, karena jika itu terjadi, bisa-bisa manusia justru menjadi terpedaya. Kesucian seseorang sekeluar dari Ramadhan biarlah menjadi rahasia Langit dan dengan begitu kita akan senantiasa menjaga khauf dan raja’ (takut dan harap) kita kepada Yang Kuasa.
Akhirnya, saya, atas nama pribadi dan keluarga mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 H, segala salah ketik, salah sangka, salah kasih tag, salah pikiran, salah ucap, dan sebagainya, sudilah kiranya saudara pembaca dan pengunjung blog Tinta Guru memberikan maaf. Tetap jaga kesehatan, hati dan badan. Salam
Keterangan gambar: Suasana Halal Bihalal Warga MTs N Wonosobo, syawal 1434 H yang lalu.
Photo: dokumen pribadi