Kunci Shalat Khusuk: Tuma’ninah

tips shalat khusukBeberapa waktu lalu, Tintaguru.Com sudah memposting artikel dengan judul Shalat Sebagai Ibadah yang Utama dan cara Menilai dan Memperbaiki Kualitas Shalat. Nah, pada kesempatan ini, sebagaimana pernah saya janjikan, kita akan belajar bagaimana shalat dengan khusuk.

Wah, ini pembahasan yang cukup berat sebenarnya. Untunglah beberapa waktu yang lalu, saya beserta kawan-kawan di Universitas Sains Al-Qur’an mendapat bimbingan shalat khusuk dari Prof. Dr. Amin Syukur, MA, seorang ahli tasawuf dari IAIN Wali Sanga Semarang. Apa yang saya dapat, mencoba saya share di sini.

Mari kita awali dengan menyimak sebuah kisah:

Suatu ketika, Rasulullah Saw. masuk ke Masjid dan seorang laki-laki juga masuk ke Masjid untuk mengerjakan shalat. Setelah laki-laki tersebut selesai shalat, ia menghampiri Rasulullah Saw dan mengucapkan salam kepada beliau. Rasulullah Saw. menjawab salam orang tersebut kemudian bersabda: “Kembalilah! Ulangi shalatmu! Sebab kau belum mengerjakan shalat.” Alangkah terkejutnya lelaki itu, tapi ia patuh dengan Rasulullah Saw. Laki-laki tersebut kembali mengerjakan shalatnya dengan cara yang sama sebagaimana ia telah lakukan tadi, kemudian datang lagi menyalami Rasulullah Saw. Namun, Rasulullah kembali menyuruh laki-laki tersebut untuk mengulangi shalatnya, demikian terjadi sampai tiga kali.

Kenapa Rasulullah menyuruh laki-laki tersebut mengulangi shalatnya? Sebab Rasulullah tahu bahwa laki-laki tersebut belum khusuk dalam menjalankan shalat. Hem, kisah tersebut masih ada kelanjutannya lho. Karena itu, bacalah terus tulisan ini, dan akan anda ketahui kelanjutannya nanti. Yang jelas, apa yang terjadi pada laki-laki tersebut kerap menimpa saudara-saudara kita, bahkan diri kita sendiri. Betul tidak?

Sering kita mendengar bahwa shalat khusuk itu sulit, dan hanya orang-orang tertentu saja yang dapat melakukannya. Kalau demikian pikiran kita, maka sampai mati pun kita tidak akan bisa pernah bisa menjalankan shalat khusuk. Padahal hukum menjalankan shalat secara khusuk adalah wajib.

Allah berfirman, yang artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya.” (QS Al Mu’minun 23 : 1-2)

Sayangnya, masih banyak umat Islam yang menjalankan shalat secara serampangan, asal-asalan, yang penting sudah menggugurkan kewajiban. Ingat, Allah lebih menghargai kualitas ibadah kita dan bukannya kuantitasnya. Sebanyak apapun kita shalat, tanpa dibarengi dengan kekhusukan, maka bisa jadi kita tidak akan mendapatkan apa-apa dari amal tersebut.

“Seorang hamba tidak akan mendapatkan apa-apa dari shalatnya melainkan apa yang dia pahami dan sadari.” (HR. Az Zubaidi)

Lantas bagaimana cara menjalankan shalat khusuk? Sebagaimana hadis tersebut, pahami dan sadari! Pahami bacaan-bacaan shalat, dan sadarilah bahwa ketika shalat kita sedang berhadap-hadapan dengan Allah; berusahalah untuk seolah-olah melihat Allah, dan jika tidak bisa maka yakinlah bahwa Allah sedang melihat kita!

Dan supaya dapat menjaga konsistensi pemahaman dan kesadaran kita ketika shalat, maka jangan pernah lupakan untuk tuma’ninah.

Nah, masih ingat dengan kisah laki-laki yang disuruh mengulangi shalatnya sampai tiga kali di atas? Laki-laki itu tidak tahu apa kesalahannya, dan kemudian dia berkata kepada Rasulullah, “Demi Dia yang mengutus kamu dengan kebenaran! Saya tidak dapat melakukan shalat lebih baik daripada ini. Oleh sebab itu ajarilah saya untuk shalat.”

Rasulullah Saw menjawab: “Apabila kamu berdiri untuk mengerjakan shalat ucapkan takbir (katakan Allahu Akbar), kemudian membaca (dari) Al Qur’an ayat apa saja yang kamu dapat baca. Kemudian engkau pergi ruku’ dan ruku’lah dengan tenang dan kemudian engkau berdiri dari ruku, dan berdirilah dengan tenang, dan kemudian kamu bangun dari sujud dan kamu pergi dalam qoadah (posisi duduk) dengan tenang. Kerjakan semua ini (dengan hati -hati) dalam seluruh shalatmu. (HR. Bukhari).

Demikianlah, satu sisi Rasulullah menyuruh kita shalat khusuk, di sisi yang lain beliau mengajarkan metode untuk meraih shalat khusuk, yakni tuma’ninah. Tuma’ninah secara sederhana dapat diartikan “tenang”, atau berhenti sejenak.

“Apabila kamu rukuk letakkanlah kedua telapak tanganmu pada lututmu, kemudian renggangkanlah jari-jarimu, lalu diamlah, sehingga setiap anggota badan (ruas tulang belakang) kembali pada tempatnya.” (HR Ibnu khuzaimah dan Ibnu Hibban).

Kalau anda shalat, cobalah untuk tidak terburu-buru membaca bacaan-bacaan shalat. Tentanglah sebentar, sempurnakanlah gerakan, dan tautkan hati kita kepada Allah. Baru setelah kita benar-benar tenang dan rileks, dan hati kita tertaut dengan Allah bisa mulai membaca bacaan-bacaan shalatnya.

Banyak bacaan-bacaan shalat yang sebenarnya sunnah dikerjakan, tetapi gara-gara mengejar bacaan-bacaan itu, kita justru tidak khusuk. Meninggalkan yang sunnah untuk mengerjakan yang wajib itu harus diutamakan. Jadi, utamakan tuma’ninah, ketimbang mengejar bacaan shalat yang sunnah. Kalau bisa sih, yang wajib dapat, sunnahnya juga dapat.

Nah, bagaimana saat shalat berjama’ah? Karena kadang-kadang kita ketinggalan bacaan imam pada saat shalat berjama’ah. Tidak apa-apa, yang penting kita utamakan adalah tuma’ninah dan bukan mengejar bacaan. Saat imam rukuk, kita ikut rukuk, lalu tenangkan diri kita (mengingat Allah) baru kemudian membaca doanya disertai pemahaman dan penghayatan. Kalau kita belum selesai membaca doa rukuk kok sang imam sudah berdiri, ya tidak usah berdoa tidak apa-apa, yang penting kita usahakan untuk tuma’ninah.

Demikianlah, untuk mencapai shalat khusuk, tuma’ninah menjadi syarat dan metode yang ampuh. Sebenarnya, masih ada beberapa hal yang yang penting diketahui berkaitan dengan shalat khusuk. Pada kesempatan lain, semoga Tintaguru.Com bisa menambahinya.

Salam

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »