Dieng dan Buku Harian Sang Ronggeng

Judul: 
Dieng dan Buku Harian Sang Ronggeng:
Kumpulan Puisi dan Cerpen Pemenang Lomba Komunitas Sastra Bimalukar Wonosobo
Supervisi: Jusuf AN
Penerbit: Media Kreativa, Yogyakarta
Cetakan: I, September 2013
ISBN: 978-602-14396-0-9
Harga: Rp. 20.000,-

Usaha dalam menumbuhkan minat masyarakat terhadap sastra merupakan bagian dari upaya membawa bangsa ini lebih beradab dan bermartabat. Meski perjalanan yang ditempuh tidaklah mudah, tetapi usaha tersebut harus tetap dijalankan, antara lain dengan  mengadakan workshop sastra, pelatihan penulisan, ataupun lomba.

Di sinilah Komunitas Sastra Bimalukar Wonosobo menjalankan perannya. Perlu diketahui, Komunitas Sastra Bimalukar merupakan salah satu—untuk tidak menyebut satu-satunya—komunitas sastra di Wonosobo yang dibentuk sebagai wadah untuk mengembangkan bakat dan minat para penulis dan pecinta sastra. Bersastra memang pekerjaan sunyi, tetapi tanpa adanya komunitas, maka kesusastraan—terutama di kota-kota kecil—menjadi lamban berkembang. Selain itu, kita sering menemukan orang yang sebenarnya memiliki bakat dan minat nyastra tetapi karena tidak ada orang-orang yang memberikan perhatian terhadap mereka, sehingga bakat dan minat mereka lenyap, atau tidak dapat tumbuh dengan baik.

Pada tanggal 3-5 Mei 2013 Komunitas Sastra Bimalukar mengadakan Workshop Sastra sekaligus Lomba Menulis Puisi dan Cerpen Piala Bupati. Tidak dinyata kegiatan dengan tema “Saya Menulis Maka Saya Ada” tersebut mendapatkan sambutan yang besar dari publik, seolah-olah masyarakat sudah menanti sangat lama hadirnya kegiatan serupa itu. Lebih dari 80 peserta yang mendaftar, dan itu tidak hanya dari kalangan pelajar sebagaimana ditargetkan panitia, tetapi diikuti pula oleh mahasiswa dan guru.

Terimakasih kepada para pembicara Workshop: Indrian Koto, Mahwi Air Tawar, Latief S. Nugraha, Evi Idawati, dan Dwi Rahariyoso. Kelima pembicara yang notabene merupakan pelaku sekaligus pegiat sastra tersebut datang dari Yogyakarta, dan jika tidak diiringi niatan untuk berbagi, barangkali mustahil mereka bisa sampai Wonosobo. Para pembicara itu pula yang kemudian menilai hasil karya peserta lomba menulis cerpen dan puisi.

Lomba Cerpen dan Puisi tersebut ternyata telah melahirnya karya-karya yang bagus, sampai-sampai membuat kewalahan Dewan Juri dalam memilih pemenangnya. Masing-masing kategori (cerpen dan puisi) dipilih satu karya terbaik yang kemudian mendapat Piala Bupati Wonosobo. Selain itu, dipilih pula tiga pemenang, dan enam karya terbaik; yang semuanya itu kemudian kami kumpulkan dalam buku ini.

Adrian Djatikusumo, dengan cerpen berjudul Buku Harian Sang Ronggong berhasil mendapatkan Piala Bupati Wonosobo. Lewat cerpennya, Adrian mengajak kita merenungi kehidupan seseorang ronggeng pada masa jauh sebelum kemerdekaan. Sebagai pelajar yang masih duduk di bangku SMP, Adrian telah meramu kisah apik, menyentuh, tapi tidak cengeng, dengan ending yang menyejutkan.

Peraih Piala Bupati Wonosobo kategori Puisi adalah Dewi Prajnaparamitha dengan puisi berjudul Dieng, Setitik Harapan. Puisi tersebut, barangkali tidak hanya menjadi bukti kecintaan Dewi pada tanah kelahiran, tapi juga menjadi cermin renungan bagi khalayak, tentang Dieng yang kini memanas dan mengeras.

 “Dieng dan Buku Harian Sang Ronggong” kami anggap pilihan yang tepat. Sebab selain mewakili karya kedua pemenang utama, judul tersebut juga mewakili kebanyakan tema cerpen dan puisi yang termuat dalam buku ini.

Terimakasih kepada semua peserta Workshop Sastra dan Lomba Menulis Cerpen dan Puisi Piala Bupati. Juga kepada Bapak Bupati Wonosobo, H.A. Kholiq Arif yang telah memberikan support bagi perkembangan literasi di Wonosobo; Kepala Perpustakaan Kabupaten Wonosobo Bapak Drs. Suharna yang memberikan ruang untuk kegiatan selama tiga hari, juga kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya kegiatan tersebut.

Semoga buku ini tidak sebatas sebagai dokumentasi, tetapi juga menjadi pemicu lahirnya karya-karya lain, sehingga kesusastraan di Wonosobo dapat lebih semarak.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »