Sebuah Kamis di Lembaran Freez

Pagi tadi (27/10/11) tidak biasa. Saya meninggalkan rumah pukul 8.20 (siang amat ye?) menuju ke sekolah di mana saya mengajar. Anehnya, saya tidak belok kiri untuk masuk gerbang sekolah, melainkan lurus terus ke utara, ke arah kota Wonosobo. Saya sadar bahwa hari ini adalah Kamis, di mana lembar Freez Kompasiana menyelinap di koran Kompas. Entah kenapa saya ingin sekali melihat lembaran itu karena sebelumnya saya belum pernah tahu, padahal sudah terbit 14 edisi. Saya tidak berlangganan koran, sesuatu yang menyedihkan. Sementara sekolahan hanya langganan Suara Merdeka. Saya juga jarang sekali ke kota untuk beli koran kecuali koran Minggu. Tetapi Kamis ini lain, saya ingin sekali beli Kompas. Saya ingin melihat lembaran Freez.
Tiba di kota, ternyata loper koran langganan saya kehabisan Kompas. Toko koran yang lebih besar tutup. Penyedia koran di tempat lain terletak cukup jauh, mesti muter. Sementara saya ada jam mengajar pukul 08.35. Maka, saya putuskan kembali ke sekolah tanpa mendapatkan apa yang saya cari.
Di kelas, di sela jeda anak-anak mempersiapkan ulangan harian, saya buka notebook (kadang-kadang saja saya bawa notebook ke dalam kelas). Dengan bantuan modem, saya diantar ke kotak surat posel. Dug! Saya kaget, kaget yang menyenangkan, kaget yang menyehatkan jantung. Ada email dari admin kompasiana, mengucapkan selamat, mengabarkan kalau tulisan saya dimuat di lembar Freez.
Waktu istirahat, saya kembali meluncur ke kota.
Orang-orang Hebat di Desa Lipursari, sebuah tulisan yang sederhana itu telah nongol di Kompas. Tak terduga! Terimakasih saya kepada Admin Kompasiana, salah satunya Mas Iskandar Zulkarnaen yang mungkin juga sebagai editornya.
Tulisan tersebut telah diubah–lebih tepatnya diperbaiki–judulnya, dengan mengganti kata “Saya” menjadi “Lipursari”. Diperbaiki karena barangkali kata “saya” terlalu subyektif, jadi tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Beberapa paragraf yang dipangkas tentu saja sangat saya maklumi, mengingat ruang yang terbatas, dan selama itu tidak merubah subtansi.
Setiap kali melihat tulisan dimuat di media, semangat menulis saya jadi bertambah. Lebih-lebih media itu adalah Kompas. Media di mana tulisan saya baru kali ini termuat di dalamnya kecuali surat pembaca. Terlebih lagi tulisan tersebut dimuat bertepatan dengan hari BLOGGER NASIONAL. Duh, saya kok jadi tertantang, ingin sekali rutin menyumbangkan tulisan di blog, khususnya Kompasiana.
Salam

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »