Jusuf AN *)
Pada dasarnya semua pekerjaan itu mudah jika
kita menguasai ilmunya. Begitu pula menjadi editor. Tidak sulit kok menjadi
editor, tetapi juga bukan berarti bisa diremehkan. Kita cuma perlu belajar dan
belajar dan mencoba.
Sebelum melangkah lebih jauh, perlu digaris
bawahi bahwa tulisan ini hanya membicarakan mengenai editor di dunia buku
(penerbitan), bukan editor audio-visual.
Editor sering pula disebut dengan penyunting.
Tugasnya adalah menyiapkan naskah siap cetak dengan memperlihatkan segi
sistematika penyajian, isi dan bahasa (ejaan, huruf, diksi, tanda baca, frasa,
istilah, kalimat, dan wacana)
Di dunia penerbitan, kita lebih sering mengenal
editor secara umum. Padahal tugas editor ternyata berjenjang-jenjang dan
bermacam-macam. Kualifikasi editor itu sendiri muncul akibat luasnya cakupan
kerja editor. Namun demikian, kualifikasi editor yang berjenjang-jenjang sukar
dijumpai di penerbitan kecil dan lebih sering diterapkan oleh penerbitan besar
dan mapan. Kenapa? Karena mengingat efisiensi biaya produksi. Penerbitan kecil
seringkali hanya mempekerjakan satu dua orang editor untuk menjalankan tugas
yang bermacam-macam.
Sugihastuti, seorang dosen mata kuliah
Penyuntingan, di Fakultas Ilmu Budaya UGM menulis: Kedudukan paling tinggi pada
bagian penyuntingan adalah chief editor. Seorang chief editor
bertugas mengontrol, mengelola dan mengeluarkan kebijakan strategis berkaitan
dengan proses editorial. Misalnya, pembuatan seri penerbitan, perencanaan dan
pelaksanaan, persetujuan terbit, penentuan arah tematik penerbitan dan
sebagainya.
Kualifikasi lain selain chief editor
adalah managing editor. Editor ini bertugas mengatur semua kegiatan
teknis editorial yang dijalankan para editor. Dalam perusahaan umum, biasanya
status dan peranan managing editor dapat disejajarkan dengan manajer.
Kualifikasi lain adalah copy editor yang bertanggung jawab memeriksa dan memperbaiki naskah hingga
memenuhi tingkat kelayakan umum. Right editor, yaitu staff editor yang bertanggung jawab mengurusi masalah-asalah
khusus seputar hak cipta dan konvensi-konvensi administratif seperti KDT
(Katalog Dalam Terbitan) dan ISBN (Internasional Standard Book Number). Dan
tidak tertinggal pula editor bahasa. Editor bahasa bertanggung jawab khusus
mengenai bahasa naskah. Dalam menyelesaikan tugasnya editor bahasa bekerja sama
dengan editor ahli menangani penyuntingan naskah sampai dapat ditentukan
layak tidaknya naskah itu terbit. Jadi, gawang terakhir dari layak tidaknya
sebuah buku terbit terletak di editor bahasa.
Tatkala membaca sebuah buku kita kadang
kesusahan memahami ejaan dan penggunaan istilah bahasa. Nah, itu terjadi antara
lain karena kurangnya ketelitian editor bahasa. Karena itu, selain mesti
menguasai kaidah tata bahasa, seorang editor bahasa harus akrab dengan
kamus karena sepanjang tugas ia tak mungkin lepas darinya. Tidak terbatas pada
kamus bahasa Indonesia,
tetapi juga kamus istilah, leksikon, ensiklopedia. Sebab kerja editor bahasa
akan sering berhadapan dengan kesinoniman, kehiponiman, kehomoniman, dan
kepolisemian yang banyak berkaitan dengan penggunaan kamus.
Menjadi editor tidak harus menjadi sarjana
bahasa dulu. Yang terpenting adalah menguasai ilmu bahasa. Selain juga harus
bersikap sabar, luwes, menguasai berbagai bidang, dan keterampilan menulis.
Menyunting merupakan kerja yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang luar
biasa. Orang yang terburu-buru dan selalu ingin segera merampungkan kerja tidak
layak menjadi editor, khususnya editor bahasa.
Sebagai pegangan mungkin kita perlu membaca
beberapa buku. Seperti, Buku Pintar Penyuntingan Naskah karya Panusuk
Eneste, Konsep dan Teknik Penyuntingan Buku karya Ikapi Jaya (1980), Editor Bahasa, karya Suhastini, dan
lain-lain.
Keprofesionalan editor tidak dapat dicapai tanpa
usaha. Semuanya mesti dialui dengan proses yang cukup panjang. Jika profesi
editor adalah profesi yang menantang bagi Anda, maka gelutilah secara mendalam.
Sesungguhnya, jasa yang diberikan sang editor sungguh besar dan mulia. Meski
kadang banyak orang sering melupakan pahlawan di balik sebuah buku bernama
editor.