Menghidupkan Ruh Santri di Madrasah

Semangat Membela Islam dan Tanah Air
Laporan utama Majalah Prestasi MTs N Wonosobo

Siapakah santri? Jika kita berpikir sempit maka kita akan mengartikan santri sebagai orang yang belajar ilmu keagamaan di pondok pesantren. Padahal, definisi santri tidak sebatas itu. Orang Islam, lebih-lebih pelajar, yang punya semangat membela Islam dan Tanah Air, itulah santri.

Santri sendiri memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Karenanya tidak heran kemudian Presiden Joko Widodo mengeluarkan KEPUTUSAN Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015 tentang Penetapan Tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Melalui Keppres tersebut dapat mengukuhkan kembali pentingnya peran santri dalam membangun bangsa.

Selama ini memang kiprak santri dalam perjuangan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan kurang diketahui masyarakat umum. Meski sebenarnya sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia telah mencatatnya dalam berbagai buku. Karenanya, rekaman sejarah tentang peran santri dalam sejarah bangsa Indonesia perlu diputar ulang sebagai upaya resolusi semangat santri dalam perjuangan mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Santri itu punya ciri khas, yang mestinya juga bisa diteladani para pelajar Madarah,” ujar Achmad Zudin, S.Ag ketika ditemui Majalah Prestasi. Lebih lanjut Achmad Zudin mengungkapkan bahwa salah satu ciri khas santri adalah penampilan dan sikap sederhana. Bangun pagi lebih cepat dan pantang menyerah menimba ilmu telah menjadi kebiasaan santri, seakan mereka sadar akan getirnya perjuangan melawan kebodohan.

“Lebih dari itu, santri juga memiliki semagat pengabdian yang luar biasa,” ungkapya.

Ruh Santri

Setidaknya santri memiliki empat ruh yang dapat menjadi potensi negara untuk memajukan bangsa ini. Pertama, santri terdidik dengan sikap kemandirian. Kedua, santri meliliki sifat pengabdian. Ketiga, ruh jihad. Keempat, cinta ilmu dan wawasan yang luas.

“Alangkah hebatnya jika siswa MTs Negeri Wonosobo menerapkan empat ruh tersebut dalam kehidupan mereka,” tutur Hj. Dr.Ratna Ayu Kartika Wulan, MM.Pd, Kepala MTs N Wonosobo.

Jika pelajar bisa menerapkan terdidik denan sikap kemandirian maka kemungkinan besar ia akan menjadi orang sukses di masa depan. Bukankah kemandirian ini juga telah diajarkan oleh Nabi: “Mukmin yang yang kuat lebih baik dan dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah.” (HR. Muslim). Menjadi muslim yang kuat, dengan ilmu dan berakhlakul karimah, tentu bisa membawa kedamaian dan ketertiban.

Ruh pengabdian santri juga mesti melekat pada siswa didik. Folosofi kerja di pesantren adalah mengabdi. Kepatuhan santri kepada Kyai yang luar biasa bisa diterapkan siswa dengan patuh kepada guru dan orang tua.

Ruh jihad santri adalah tekat dan komitmen yang kuat dalam mengarungi samudera penderitaan serta memecahkan kebuntuan. Pelajar juga mesti memiliki sikap berani berjihad dalam membela Tanah Air.

Terakhir adalah cinta ilmu dan wawasan yang luas, yang juga harus dimiliki oleh siswa Madrasah. Bagaiaman seseorang akan mudah mendapatkan ilmu jika ia tidak mencintainya? Agama Islam sendiri sudah banyak mengajarkan tentang pentingnya mencari dan mencintai ilmu.

“Kemajuan sebuah bangsa bukan ditentukan oleh kekayaan materi, tetapi kekayaan intelektual yang lebih berharga,” kata Ibu Ratna. Ya, lihatlah Bangsa-bangsa yang maju, Eropa, misalnya. Eropa adalah bangsa yang miskin sumber daya alam, tetapi dapat menjadi bangsa yang kuat karena ilmu yang mereka kuasai. Sementara Indonesia? Kaya dengan sumber daya alam, tetapi masih tetap dalam cengkeraman utang, karena sumber daya manusia yang kurang. “Disinilah peran generasi muda, pelajar khususnya. Mari kita majukan bangsa ini dengan ilmu,” lanjutnya.

Peran Santri dan Kyai dalam Menjaga Keutuhan Bangsa

Presiden RI Joko Widodo telah memaparkan besarnya peran santri bagi bangsa. Para tokoh-tokoh besar yang punya andil itulah yang membuat pemerintah menilai hari santri penting ditetapkan. Tokoh-tokoh yang telah menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti K.H. Hasyim As’yari dari Nahdlatul Ulama, K.H. Ahmmad Dahlan dari Muhammadiyah, A. Hassan dari Persis, Ahmad Soorhati dari Al-Irsyad dan Mas Abdul Rahman dari Matlaul Anwar serta mengingat pula 17 nama-nama perwira Pembela Tanah Air (Peta) yang berasal dari kalangan santri.

Berikut ini adalah beberapa alasan kenapa hari santri 22 Oktober penting ditetapkan:
  • Para santri sudah menyerahkan hidupnya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan tersebut. Para santri dengan caranya masing-masing bergabung dengan seluruh elemen bangsa, melawan penjajah, menyusun kekuatan di daerah-daerah terpencil, mengatur strategi, dan mengajarkan kesadaran tentang arti kemerdekaan.
  • Penetapan hari santri nasional dilakukan agar kita selalu ingat untuk meneladani semangat jihad ke-Indonesiaan para pendahulu kita, semangat kebangsaan, semangat cinta tanah air, semangat rela berkorban untuk bangsa dan negara.
  • Dengan mewarisi semangat itulah, para santri masa kini dan masa depan, baik yang di pesantren atau di luar pesantren (termasuk di madrasah) dapat memperkuat jiwa religius keislaman sekaligus jiwa nasionalisme kebangsaan. Dengan mewarisi semangat itu, para santri juga akan ingat memperjuangkan kesejahteraan, memperjuangkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia dan meningkatkan ilmu pengetahuan/teknologi demi kemajuan bangsa.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »