Istilah e-learning memiliki definisi yang sangat luas. Namun, secara sederhana e-learning dapat diartikan dari huruf “e” yang merupakan singkatan dari elektronik dan kata “learning” yang bearti pembelajaran. Dengan demikian e-learning bisa diartikan sebagai pembelajaran dengan memanfaatkan bantuan perangkat elektronik, khususnya perangkat komputer.
Definisi lain tentang e-learning adalah sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk dunia maya. Jika menggunakan definisi ini maka pengertian e-learning menjadi sangat luas. Sebuah portal (web/blog) yang menyediakan informasi tentang suatu topik dapat pula tercakup dalam lingkup e-learning ini.[1] Namun, istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses pembelajaran yang ada di sekolah atau perguruan tinggi ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet.
E-learning dapat pula diartikan sebagai sebuah proses pembelajaran yang dilakukan melalui network (jaringan komputer), biasanya lewat internet atau intranet. Dengan fasilitas internet, e-learning tidak tergantung pada pengajar, karena akses informasi (knowledge) lebih luas dan lengkap, sehingga pembelajar dapat belajar kapan saja dan dimana saja.
Dalam teknologi e-learning, semua proses pembelajaran yang biasa didapatkan di dalam sebuah kelas dapat dilakukan secara live namun virtual. Artinya pada saat yang sama seorang pengajar mengajar di depan sebuah komputer yang ada di suatu tempat, sedangkan pembelajar mengikuti pembelajaran tersebut dari komputer lain di tempat yang berbeda.
Secara umum terdapat dua persepsi dasar tentang e-learning yaitu:
a. Electronic based e-learning, yaitu pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, terutama perangkat yang berupa elektronik. Artinya, tidak hanya internet, melainkan semua perangkat elektronik seperti film, video, kaset, OHP, Slide, LCD Projector, tape dan lain-lain sejauh menggunakan perangkat elektronik.
b. Internet based, yakni pembelajaran yang menggunakan fasilitas internet yang bersifat online sebagai instrumen utamanya. Dalam hal ini, e-learning bukanlah pembelajaran yang dilakukan secara offline (tanpa jaringan internet), tetapi e-learning adalah pembelajaran yang dilakukan secara online yang harus difasilitasi komputer yang terhubung dengan internet. Artinya pembelajar dalam mengakses materi pembelajaran tidak terbatas jarak, ruang dan waktu, bisa dimana saja dan kapan saja (any where and any time).
E-learning untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, e-learning terus mengalami perkembangan dari masa ke masa. Wikipedia[2] menyebutkan perkembangan e-learning melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Tahun 1990 Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
b. Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
c. Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
d. Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
Sekarang, hampir semua perguruan tinggi memiliki situs, meski tidak semuanya dilengkapi dengan fasilitas e-learning. Mudahnya membuat web atau blog juga membuat banyak sekolah membuatnya. Demikian pula blog-blog yang dibangun oleh guru, yang sebagian sengaja untuk digunkan sebagai tempat untuk membagikan materi kepada peserta didik, bahkan sebagian lagi sudah digunakan untuk melakukan evaluasi (test) secara online.
Di Indonesia sendiri penerapan e-learning terus berkembang seiring dengan perkembangan infrastruktur ICT. Kemudahan akses internet dan murahnya perangkat untuk mengakses internet membuat pengguna internet di Indonesia terus bertambah.
Dewasa ini program-program e-learning (baik electronic based learning atau internet based) sudah mulai banyak diselenggarakan oleh lembaga pendidikan, dan terus bertambah. Banyak guru sudah menciptakan blog pribadi untuk kemudian dimanfaatkan sebagai e-learning. Pemerintah juga telah menyediakan dan membuat beberapa portal yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat belajar bagi siswa. Ke depan, semakin bertambahnya pemakai internet dan kesadaran akan penggunaan internet secara sehat, diprediksikan perkembangan e-learning melalui internet dalam pembelajaran akan semakin meningkat pesat.
caatatan:
Definisi lain tentang e-learning adalah sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk dunia maya. Jika menggunakan definisi ini maka pengertian e-learning menjadi sangat luas. Sebuah portal (web/blog) yang menyediakan informasi tentang suatu topik dapat pula tercakup dalam lingkup e-learning ini.[1] Namun, istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses pembelajaran yang ada di sekolah atau perguruan tinggi ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet.
E-Learning dan Sejarah Perkembangannya
E-learning dapat pula diartikan sebagai sebuah proses pembelajaran yang dilakukan melalui network (jaringan komputer), biasanya lewat internet atau intranet. Dengan fasilitas internet, e-learning tidak tergantung pada pengajar, karena akses informasi (knowledge) lebih luas dan lengkap, sehingga pembelajar dapat belajar kapan saja dan dimana saja.
Dalam teknologi e-learning, semua proses pembelajaran yang biasa didapatkan di dalam sebuah kelas dapat dilakukan secara live namun virtual. Artinya pada saat yang sama seorang pengajar mengajar di depan sebuah komputer yang ada di suatu tempat, sedangkan pembelajar mengikuti pembelajaran tersebut dari komputer lain di tempat yang berbeda.
Secara umum terdapat dua persepsi dasar tentang e-learning yaitu:
a. Electronic based e-learning, yaitu pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, terutama perangkat yang berupa elektronik. Artinya, tidak hanya internet, melainkan semua perangkat elektronik seperti film, video, kaset, OHP, Slide, LCD Projector, tape dan lain-lain sejauh menggunakan perangkat elektronik.
b. Internet based, yakni pembelajaran yang menggunakan fasilitas internet yang bersifat online sebagai instrumen utamanya. Dalam hal ini, e-learning bukanlah pembelajaran yang dilakukan secara offline (tanpa jaringan internet), tetapi e-learning adalah pembelajaran yang dilakukan secara online yang harus difasilitasi komputer yang terhubung dengan internet. Artinya pembelajar dalam mengakses materi pembelajaran tidak terbatas jarak, ruang dan waktu, bisa dimana saja dan kapan saja (any where and any time).
E-learning untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, e-learning terus mengalami perkembangan dari masa ke masa. Wikipedia[2] menyebutkan perkembangan e-learning melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Tahun 1990 Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
b. Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
c. Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
d. Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
Sekarang, hampir semua perguruan tinggi memiliki situs, meski tidak semuanya dilengkapi dengan fasilitas e-learning. Mudahnya membuat web atau blog juga membuat banyak sekolah membuatnya. Demikian pula blog-blog yang dibangun oleh guru, yang sebagian sengaja untuk digunkan sebagai tempat untuk membagikan materi kepada peserta didik, bahkan sebagian lagi sudah digunakan untuk melakukan evaluasi (test) secara online.
Di Indonesia sendiri penerapan e-learning terus berkembang seiring dengan perkembangan infrastruktur ICT. Kemudahan akses internet dan murahnya perangkat untuk mengakses internet membuat pengguna internet di Indonesia terus bertambah.
Dewasa ini program-program e-learning (baik electronic based learning atau internet based) sudah mulai banyak diselenggarakan oleh lembaga pendidikan, dan terus bertambah. Banyak guru sudah menciptakan blog pribadi untuk kemudian dimanfaatkan sebagai e-learning. Pemerintah juga telah menyediakan dan membuat beberapa portal yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat belajar bagi siswa. Ke depan, semakin bertambahnya pemakai internet dan kesadaran akan penggunaan internet secara sehat, diprediksikan perkembangan e-learning melalui internet dalam pembelajaran akan semakin meningkat pesat.
caatatan:
[1] Munir, Pendidikan Dunia Maya, Ilmu & Aplikasi Pendidikan, (Bandung: Imtima, 2007). hal 506.
[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_elektronik, diakses 15 September 2014.
[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_elektronik, diakses 15 September 2014.
Baca juga: Penjelasan tentang Internet, ICT dan Dunia Pendidikan
Download juga Makalah Pemanfaatan dan Pengembangan Blog Sebagai Media dan Sumber Belajar
Download juga Makalah Pemanfaatan dan Pengembangan Blog Sebagai Media dan Sumber Belajar