Belajar Bertanya!


M. Yusuf AN

Lebih sulit mana, menjawab atau bertanya? “Bertanya,” jawab saya. Ketika Anda menghadapi soal ujian yang benar-benar tak tahu jawabannya, maka jawab saja, “maaf, saya tidak tahu”. Itu lebih baik dari pada harus repot-repot meminta bantuan teman. Ketika ada guru menghadapi pertanyaan siswa sementara ia tidak tahu jawabannya, maka jawab saja, “saya tidak tahu, tetapi saya tahu cara mendapatkan jawaban pertanyaanmu.” Itu jawaban paling tepat ketimbang berpura-pura bisa atau menjawab sesukanya.
Begitulah, sebenarnya kita bisa menjawab semua pertanyaan. Benar atau salah jawaban kita, memuaskan atau tidak bagi si penanya, itu soal lain. Sebaliknya, tidak semua orang bisa bertanya. 
            Maka, ‘belajar bertanya’ merupakan sesuatu yang tidak boleh disepelekan. Bertanya adalah sebuah kecakapan yang mesti diasah dan dibiasakan, khususnya bagi insan pembelajar. Kemampuan seseorang bisa diukur dari kemampuannya bertanya. Orang yang tidak biasa bertanya, meskipun sekadar bertanya dalam batinnya sekalipun, maka perkembangan intelektualitas maupun spiritualnya akan berjalan lambat.
Sayangnya, di negeri ini bertanya sering dianggap sebagai aib, atau memalukan. Bahkan, kultur bertanya sudah dibius—kalau tidak dimatikan—sejak kita masih sekolah dasar. Beberapa guru bahkan ada yang merasa diremehkan ketika mendapatkan pertanyaan rumit dari siswanya. Dan parahnya lagi, karena bertanya merupakan suatu kenanehan, maka sering terjadi siswa yang bertanya dianggap sok oleh teman-temannya.
“Anak-anak, silahkan buat soal atau pertanyaan yang jawabannya tidak ditemukan di buku pelajaran kalian.”
“Soal macam apa itu, Pak?”

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

4 comments

comments
22 Oktober 2011 pukul 05.09 delete

Mumpung belum ada yang bertanya di sini, saya mau tanya pak. Boleh kan? Sekalian belajar bertanya.. hehehe
Bagaimana cara menumbuhkan kemauan siswa untuk bertanya? Kadang saya harus memancing mereka supaya mau bertanya.

Reply
avatar
22 Oktober 2011 pukul 13.42 delete

memang sulit, dan butuh ketelatenan, Bu Sukaijah. pengalaman saya ya, bu. pertama; jangan pernah lupa mengatakan bahwa yang bertanya akan diberi nilai, dan tunjukkan nilai itu kepada siswa. kedua, semua siswa disuruh membuat pertanyaannya di kertas, lalu membacakannya karena mereka masih minder. ketika, tak jemu memotivasi mereka untuk terus bertanya dan bertanya. keempat, yang belum saya amalkan, jika belum ada siswa bertanya maka belum akan pulang/istirahat. hehe..makasih atas kunjungannya ya...
salam

Reply
avatar
22 Oktober 2011 pukul 15.35 delete

rata-rata kalau diberi pertanyaan "siapa yang belum jelas..?" semua diam seribu bahasa. kenapa ya..?

Reply
avatar
22 Oktober 2011 pukul 22.23 delete

itulah, Pak Alip, pawang Romantik. hem, mereka mengalami apa yang disebut minder sindrome, takut salah, takut dianggap sok, takut dimarahi, malu, atau ada yang seakan-akan sudah merasa pintar dan tak ada lagi yang perlu ditanyakan. maka, memaksa mereka adalah sama saja menyembuhkan mereka dari penyakit-penyakit itu. makasih ya...

Reply
avatar