Catatan Blogger Goblok; Tentang Blog Prioritas

M.Yusuf Amin N

Ngeblog apakah bisa bikin goblok? Jawabannya adalah TERGANTUNG. Ya, tergantung bagaimana seorang blogger menyikapi sebuah blog yang telah ia buat. Jika seorang menciptakan sebuah blog hanya bertujuan untuk pamer intelektualitas, lebih-lebih memposting tulisan atau gambar-gambar yang saru tentu itu sebuah kegoblokan nomor wahid. Lalu, bagaimana jika ada seorang blogger selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan hanya dipusingkan oleh templete padahal ia sudah setahun lebih ngeblog? Tiap hari yang diotak-atik adalah Layout, HTML, rancangan templete. Makan tak enak tidur tak nyenyak karena belum berhasil membuat dua kolom di bawah header, dipusingkan cara mendapatkan banyak follower agar jika widget follower ditampilkan blognya kelihatan lebih keren.  Apakah tipe blogger seperti itu juga bisa dikatakan blogger yang goblog?


Bagaimana pula seorang blogger yang setiap hari membuka dashboard tetapi yang dilihat hanyalah menu statistik lalu tersenyum-senyum sendiri manakala melihat pengunjung yang datang berjumlah ratusan? Bagaimana pula dengan blogger yang hanya sibuk mencari page rank atau backlink, untuk meningkatkan SEO? Boblok jugakah blogger macam itu?

Jawaban dari barisan tanda tanya itu juga “TERGANTUNG”. Tergantung bagaiamana perspektif kita. Tergantung alam pikiran kita masing-masing. Anda mungkin akan langsung menjawab bahwa penggila templete, SEO, pemusing backlink, dan follower yang saya sebutkan itu masuk kategori goblok. Lalu berteriak setengah memaki-maki, begini:

Untuk apa memusingkan templete blog, apakah setelah templete anda terlihat cantik kemudian blog anda akan mendapat banyak kunjungan dan memberi manfaat kepada banyak orang? Apakah cantik menurut anda juga cantik bagi orang lain? Apakah setelah bisa membuat tiga atau sepuluh kolom di bawah header kemudian orang akan banyak memberikan tanggapan dan kemudian sudi memasang link anda di blog mereka? Templete bawaan blogger atau wordpress itu telah dibuat dengan susah payah oleh mereka yang merancangnya, tahu? Apa yang sebenarnya anda maui dari tampilan yang cantik? Bukankah blog anda hanya berisi puisi, atau catatan harian, atau malah hasil curian?

“Enggak banget lah ya memusingkan templete. Lebih baik dengan templete yang biasa, sederhana, simple, sebagaimana kesederhanaan di dasboard blogger.com, tetapi isinya hebat dan keren, ketimbang sebaliknya.

“Templete dan isi blog menurut saya ibarat wajah dan hati. Kita tentu akan bahagia apabila dikaruniai wajah cantik dan hati yang bening. Tetapi kalau toh wajah kita penuh jerawat, sementara hati kita bening, maka kebeningan hati kita akan memancar ke wajah sehingga kita pun tampak tak kalah jelek dari Romeo atau Juliet. Tetapi memang, tidak ada salahnya memoles wajah, merawat dan membersihkan diri dengan mandi sehari dua kali, cuci tangan dan wajah dengan sabun itu juga penting. Tetapi yang paling prioritas adalah hati, isi, yang ada di dalam, bukan tampilan, wajah, atau kulitnya.”

“Coba misal, selama berhari-hari atau berbulan-bulan waktu anda habiskan untuk memusingkan templete dan follower itu digunakan untuk menulis, memposting artikel atau gambar, atau mengunjungi blog kawan dan istri, lalu berdiskusi, uluk salam, atau memuji dan mengucapkan terimakasih, tentu waktu tersebut akan lebih berharga. Selain itu, follower blog anda hari ke hari akan bertambah, anda memiliki banyak teman di dunia maya, memiliki banyak ilmu dan wawasan yang luas karena sering membaca posting di blog lain.

“Berarti orang yang memusingkan templet dan follower tersebut goblok?” Tanya saya.

“Sekali lagi TERGANTUNG.” Demikian anda menjawab. “Karena mereka juga dapat ilmu dari perbuatannya itu lho. Karena saking sering membaca kode warna dan HTML, Feed, RSS, RSJ (guyon),  ia jadi paham tanpa pernah duduk di bangku kuliah. Nah, persoalan lebih besar mana antara manfaat dan madzaratnya tentu butuh timbangan yang ukurannya bukan KB atau MB tetapi kejujuran hati sang pelaku itu sendiri. Saya yakin ia yang senang mengotak-atik templete dan lain-lain untuk sekadar mempercantik blognya akan mengalami titik jenuh. Ia akan sadar dengan sendirinya tentang perilakunya yang tidak sehat, lalu memulai sebuah pijakan baru untuk membangun sebuah blog yang berkualitas tanpa memusingkan tampilan.

“Kalau ada seorang blogger senang dikarenakan trafic yang meningkat tentu saja itu hal yang wajar. Mendapat page rank tinggi di site info atau page rank google itu juga suatu kebanggan seorang blogger. Link blog kita di pasang di blog-blog lain maupun di nebeng oleh social networking itu juga suatu kesenangan seorang blogger. Namun, menjadi berlebihan, keterlaluan, dan sebagian orang mungkin mengatakan GOBLOK kalau seorang blogger melulu dipusingkan oleh trik dan tips instan untuk meningkatkan SEO, backlink, maupun page rank. Setiap hari bukannya membuat postingan baru, eh malam ribut ke sana ke mari membaca tips itu dan ini berupaya agar bagaimana dan ah....(bahasa orang pusing ya macam ini). SUDAH! CUKUP!

“SEO, backlink, maupun page rank memang penting untuk menarik orang mampir ke blog Anda, merayu pemasang iklan, dan barangkali juga bisa mengundang dolar dari google adsense. Tetapi bukankah lebih baik jika energi pikiran yang dimuntahkan untuk SEO dan lain-lain itu dialihkan untuk memikirkan yang lain, semisal, apa yang akan saya berikan ke pengunjung blog saya hari ini, atau untuk bersaturrahim ke blog lain, atau untuk bermain dengan anak anda.”

Atau, anda akan berargumen lain, memaki-maki jauh lebih keras dari tulisan cetak miring itu—itu hak anda. Ah, bisa jadi, anda akan lembut menasehati mereka, memaklumi mereka yang anda yakini adalah blogger pemula, lalu tersenyum dan berbisik di telinga saya: “Kau juga begitu ‘kan?”

Waduh!

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

4 comments

comments
19 Juni 2011 pukul 19.31 delete

wah mantab sekali, seneng ketemu blog guru
salam dari kalimantan tengah

Reply
avatar
19 Juni 2011 pukul 21.20 delete

Senang sekali bisa dapat teman dari kalimantan tengah...
salam hangat ya..(meski wonosobo dinginnya minta ampun).. :)

Reply
avatar