“Jika Ingin Maju, Bergulah Kepada Barat!”


"Benarkah kita ingin maju?"

Itulah pertanyaan yang dilontarkan Dr. Phil Sahiron Syamsudin, MA. saat memberi kuliah Filsafat Ilmu di Pasca Sarjana Universitas Sains Alquran (UNSIQ) Wonosobo. Menurutnya, jika benar kita ingin maju maka sudah seharusnya kita tidak malu dan sungkan untuk berguru kepada Barat.  Sebab kenyataannya, saat ini Barat-lah yang lebih unggul dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dosen yang merupakan Alumni UIN Sunan Kalijaga dan Universitas ternama di Jerman tersebut lalu memberikan penjelasan yang mencengangkan. Ia menyebut-nyebut Hasan Hanafi sebelum menjabarkan teori tentang titik balik peradaban.

Sahiron menerangkan, dulu selama ratusan tahun para ulama’ berguru kepada Yunani (Eropa). Waktu itu peradaban Yunani sudah maju. Ilmu pengetahuan, khususnya filsafat sudah berkembang pesat di sana. Berkat kemauan dan rasa tidak sungkan itulah kemudian Islam mencapai kemajuan yang pesat dan pada akhirnya mencapai titik emas peradaban. Pada masa Daulat Abbasiyyah tidak ada negara yang menandingi kemajuan Islam. Pada saat itulah gantian orang-orang barat berguru kepada orang Muslim. Karya-karya ilmuwan muslim seperti Ibn Rusyd, Al-Kindi, diterjemahkan ke berbagai bahasa. Selama kurang lebih 700 tahun orang-orang Barat berguru kepada Muslim. Sementara itu, kaum muslim sendiri bertikai tentang masalah-malalah ikhtilaf dan politik. Tasawuf yang diartikan secara sempit juga disebut-sebut sebagai bagian dari sebab kemunduran umat Islam waktu itu.

Maka, tidak heran jika kemudian kejayaan peradaban kembali berpindah ke tangan Barat. Sampai sekarang, dunia Barat terus mengembangkan apa yang dulunya didapat dari orang-orang Islam. Sementara masih saja ada sebagian umat Islam yang merasa sungkan dan bahkan antipati terhadap segala sesuatu yang berbau Barat.

Memang, Barat tidak melulu harus dicurigai dengan segala stereotipnya. Untuk bisa kembali merebut masa kejayaan, tidak mungkin kita hanya bernostalgia membayangkan masa-masa keemasan Abbasiyah. Yang penting dipahami, berguru kepada Barat, bukan dalam arti mencontek atau menerapkan mentah-mentah semua ilmu yang diajarkan di Barat.





Share this

Related Posts

Previous
Next Post »