Nah! kamu sudah merubah cara pandangmu terhadap buku ‘kan? Jika belum, saya sarankan untuk rehat sejenak dan tanyakan kepada teman-teman atau orang-orang di sekitarmu yang mencintai buku.
Sekarang (saat kamu membaca ini) kamu telah berkarib dengan buku dan menganggapnya sebagai makanan yang sangat dibutuhkan bagi ruhani. Mohon kamu tidak perlu lagi untuk membeda-bedakan buku tertentu. Kiranya lebih baik kamu mencintai semua jenis buku ketimbang hanya buku-buku tertentu saja. Termasuk buku-buku fiksi sains, tidak tepat jika kamu menganggapnya sebagai buku-buku yang hanya bisa dinikmati oleh orang-orang pintar. Jangan kamu menyangka bahwa buku fiksi sains itu rumit atau hanya membikin pusing hingga kamu lebih memilih novel-novel percintaan saja. Sebagian orang mungkin mengangap bahwa fiksi sains hanya berisi cerita-cerita asing, teknologi-teknologi yang tidak masuk akal, alien-alien yang aneh, dan lain sebagainya. Anggapan tersebut boleh saja, meski bersifat memojokkan dan tidak ilmiah. Jika kamu bertemu orang semacam itu dan mendengar penilaian dari mereka tentang buku fiksi sains, jangan langsung percaya, sebelum kamu membacanya sendiri. Sebab setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda.
Baiklah, kiranya perlu ditegaskan di sini bahwa menjadi pecinta buku atau kutu buku saja masih kurang. Mungkin kamu pernah menemui seorang kutu buku, yang menamatkan novel tebal dalam semalam, tetapi ketika ditanya isinya ia geleng-geleng kepala. Pahamlah kita sekarang, bahwa membaca tidak boleh asal-asalan. Sebagaimana menjaring ikan, membaca juga memerlukan strategi supaya bisa menjaring makna di lautan kata.
Strategi dalam membaca biasanya ditentukan oleh tujuan kita dalam baca. Karena itulah, tentukan dulu apa tujuan utamamu membaca fiksi sains? Apakah sekadar untuk kepentingan memperoleh informasi secara umum, misalnya untuk mengetahui sinopsis dan alurnya saja. Atau lebih dalam lagi, kamu ingin juga memperoleh informasi khusus yang biasanya berhubungan dengan nilai atau renungan tentang aspek kegamaan, filsafat, politik, sains dan berbagai problem lainya dalam karya tersebut.
Tujuan membaca fiksi sains yang baik, secara umum sama sebagaimana membaca genre fiksi lainnya. Kita mesti melandasinya dengan tujuan untuk dapat menikmati, menghayati, dan sekaligus menghargai unsur-unsur keindahan yang terpapar dalam teks sastra.
Sekarang (saat kamu membaca ini) kamu telah berkarib dengan buku dan menganggapnya sebagai makanan yang sangat dibutuhkan bagi ruhani. Mohon kamu tidak perlu lagi untuk membeda-bedakan buku tertentu. Kiranya lebih baik kamu mencintai semua jenis buku ketimbang hanya buku-buku tertentu saja. Termasuk buku-buku fiksi sains, tidak tepat jika kamu menganggapnya sebagai buku-buku yang hanya bisa dinikmati oleh orang-orang pintar. Jangan kamu menyangka bahwa buku fiksi sains itu rumit atau hanya membikin pusing hingga kamu lebih memilih novel-novel percintaan saja. Sebagian orang mungkin mengangap bahwa fiksi sains hanya berisi cerita-cerita asing, teknologi-teknologi yang tidak masuk akal, alien-alien yang aneh, dan lain sebagainya. Anggapan tersebut boleh saja, meski bersifat memojokkan dan tidak ilmiah. Jika kamu bertemu orang semacam itu dan mendengar penilaian dari mereka tentang buku fiksi sains, jangan langsung percaya, sebelum kamu membacanya sendiri. Sebab setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda.
Baiklah, kiranya perlu ditegaskan di sini bahwa menjadi pecinta buku atau kutu buku saja masih kurang. Mungkin kamu pernah menemui seorang kutu buku, yang menamatkan novel tebal dalam semalam, tetapi ketika ditanya isinya ia geleng-geleng kepala. Pahamlah kita sekarang, bahwa membaca tidak boleh asal-asalan. Sebagaimana menjaring ikan, membaca juga memerlukan strategi supaya bisa menjaring makna di lautan kata.
Strategi dalam membaca biasanya ditentukan oleh tujuan kita dalam baca. Karena itulah, tentukan dulu apa tujuan utamamu membaca fiksi sains? Apakah sekadar untuk kepentingan memperoleh informasi secara umum, misalnya untuk mengetahui sinopsis dan alurnya saja. Atau lebih dalam lagi, kamu ingin juga memperoleh informasi khusus yang biasanya berhubungan dengan nilai atau renungan tentang aspek kegamaan, filsafat, politik, sains dan berbagai problem lainya dalam karya tersebut.
Tujuan membaca fiksi sains yang baik, secara umum sama sebagaimana membaca genre fiksi lainnya. Kita mesti melandasinya dengan tujuan untuk dapat menikmati, menghayati, dan sekaligus menghargai unsur-unsur keindahan yang terpapar dalam teks sastra.